Hanya tiga jam setelah dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden Korea Selatan, mantan jaksa konservatif Yoon Seok-youl diingatkan akan salah satu tantangan kebijakan luar negeri yang akan dihadapinya setelah menjabat pada Mei.
Dalam unggahan di media pemerintah Kamis pagi (10/3), Korea Utara menyampaikan isyarat baru bahwa mereka akan meluncurkan segera satelit mata-mata militer, langkah yang berisiko secara signifikan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan satelit itu akan memberi "informasi secara langsung" tentang pergerakan "agresi tentara imperialisme Amerika dan pasukan bawahannya" di wilayah itu, menurut kantor berita resmi Korea Utara, KCNA.
Amerika dan sekutunya memandang peluncuran satelit Korea Utara sebagai uji terselubung dari teknologi rudal jarak jauh yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
Pada Rabu, militer Amerika mengumumkan akan meningkatkan upaya intelijen dan pengawasan di dekat Korea Utara, dan meningkatkan kesiapan pasukan pertahanan rudal balistiknya di wilayah itu. Pejabat intelijen Amerika percaya Korea Utara dapat meluncurkan rudal balistik antarbenua atau menguji coba nuklir akhir tahun ini, menurut penilaian yang dirilis awal pekan ini.
Apapun langkah yang diambil, itu bisa berarti kembalinya ketegangan yang tidak tampak sejak 2017, sebelum Kim dan mantan Presiden Donald Trump terlibat rangkaian pembicaraan. Diskusi-diskusi itu terhenti pada 2019, dan Korea Utara sejak itu meningkatkan uji rudal-rudalnya. [ka/ab]