Perang di Ukraina kemungkinan baru akan berakhir pada awal Mei ketika Rusia kehabisan sumber daya untuk menyerang tetangganya, Oleksiy Arestovich, seorang penasihat kepala staf Presiden Ukraina, mengatakan pada Senin (14/3) malam.
Pembicaraan antara Kyiv dan Moskow, di mana Arestovich tidak terlibat secara pribadi, sejauh ini hanya menghasilkan sedikit hasil selain beberapa koridor kemanusiaan di kota-kota Ukraina yang terkepung.
Dalam sebuah video yang diterbitkan oleh beberapa media Ukraina, Arestovich mengatakan waktu yang tepat akan tergantung pada seberapa banyak sumber daya yang bersedia diberikan Kremlin untuk perang tersebut.
"Saya pikir paling lambat Mei, awal Mei, kita harus memiliki kesepakatan damai, mungkin jauh lebih awal, kita akan lihat, saya berbicara tentang kemungkinan waktu terbaru," kata Arestovich.
“Kami berada di persimpangan jalan sekarang: akan ada kesepakatan damai yang dicapai dengan sangat cepat, dalam satu atau dua minggu, dengan penarikan pasukan dan segalanya, atau akan ada upaya untuk menyatukan beberapa, katakanlah, warga Suriah untuk sebuah putaran kedua dan, ketika kita menggertak mereka juga, kesepakatan pada pertengahan April atau akhir April,” paparnya.
Ia mengatakan skenario yang "benar-benar gila" juga bisa membuat Rusia mengirimkan anggota wajib militer yang baru menjalani satu bulan pelatihan.
Namun, bahkan setelah perdamaian disepakati, bentrokan taktis kecil dapat tetap mungkin terjadi selama satu tahun, menurut Arestovich, meskipun Ukraina bersikeras pada keluarnya pasukan Rusia dari wilayahnya secara total.
Perang di Ukraina dimulai pada 24 Februari ketika Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus", serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua. [ah/rs]