Tautan-tautan Akses

Macron Tingkatkan Kampanye Melawan Le Pen Pada Pemilu Prancis


Foto kombinasi dua kandidat presiden Prancis: Marine Le Pen, 5 Februari 2022. (kiri) dan Emmanuel Macron, 2 April 2022. (REUTERS/Sarah Meyssonnier)
Foto kombinasi dua kandidat presiden Prancis: Marine Le Pen, 5 Februari 2022. (kiri) dan Emmanuel Macron, 2 April 2022. (REUTERS/Sarah Meyssonnier)

Presiden petahana Emmanuel Macron dan pemimpin sayap kanan Marine Le Pen akan saling berhadapan dalam pemilihan presiden Prancis putaran kedua 24 April mendatang, setelah bersaing dalam putaran pertama pada Minggu (10/4). 

Macron memenangkan sekitar 27 persen suara dibandingkan 24 persen perolehan Le Pen, dengan lebih dari 90 persen suara telah dihitung.

Hasil kemenangan itu menunjukkan Macron tidak lagi unggul jauh. Kenyamanan posisinya yang sempat jauh di depan para pesaingnya, telah menguap. Jajak pendapat sebelum pemilihan menunjukkan Le Pen menikmati lonjakan pada menit terakhir, setelah ia menekankan keprihatinan akan biaya hidup dalam kampanyenya.

Le Pen juga telah berusaha memperlunak citranya yang anti-imigrasi dan skeptis terhadap euro. “Dalam kampanye ini, saya memutuskan untuk bebas dari keterikatan secara partisan agar dapat melayani semua orang dan berkomunikasi secara langsung dengan kalian. Saya akan terus melakukannya, jika kalian memutuskan demikian setelah putaran kedua, tanpa eksklusivitas, untuk menjadi presiden bagi semua rakyat Prancis,” jelasnya.

Macron terlambat berkampanye. Alasannya, ia terlalu sibuk melakukan tugasnya, terutama dengan perang di Ukraina. Presiden Prancis itu hanya menggelar satu rapat umum besar terkait pemilu sebelum putaran pertama dan tidak berpartisipasi dalam debat langsung melawan para kandidat lainnya.

Poster kampanye calon presiden Prancis: Presiden Emmanuel Macron (kiri) dan Marine Le Pen di Denain, 11 April 2022. (Foto: Ludovic MARIN/AFP)
Poster kampanye calon presiden Prancis: Presiden Emmanuel Macron (kiri) dan Marine Le Pen di Denain, 11 April 2022. (Foto: Ludovic MARIN/AFP)

“Untuk semua warga Prancis yang memilih untuk abstain atau mencoblos secara ekstrem, baik karena marah menghadapi ketidaksetaraan yang berlanjut, planet bumi yang rusak, ketidakamanan setiap hari, kesulitan dalam mencari nafkah yang layak meskipun telah bekerja keras, atau karena merasa tidak didengar, atau tidak dipedulikan, saya ingin meyakinkan mereka dalam beberapa hari mendatang bahwa kami merencanakan respons yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan respons sayap kanan terkait ketakutan mereka dan tantangan yang kita hadapi. Kalian dapat mengandalkan saya,” komentarnya.

Analis khawatir tidak banyak pemilih yang datang untuk memberikan suara. Hasil jajak pendapat sebelum pemilihan memperkirakan kemungkinan Macron dan Le Pen akan berhadapan dalam putaran kedua. Namun pada akhirnya jumlah pemilih lebih baik daripada yang dikhawatirkan, berkisar 75 persen.

Macron menghadapi Le Pen dalam putaran kedua pemilihan lima tahun lalu. Ia memenangkan putaran kedua itu dengan sekitar dua pertiga suara. Sejumlah analis mengatakan hasilnya kali ini jauh dari pasti. [mg/ka]

Recommended

XS
SM
MD
LG