Menteri Australia untuk Pembangunan Internasional dan Pasifik dikirim ke Kepulauan Solomon, Selasa (12/4), terkait pakta keamanan kontroversial yang dikhawatirkan Canberra dan sekutu-sekutu Barat-nya akan memungkinkan terciptanya pijakan militer China di Pasifik Selatan.
Menteri Zed Seselja melakukan perjalanan ke Honiara, meskipun partai politiknya di Australia berada dalam cengkeraman kampanye pemilihan federal yang ketat.
"Diskusi saya akan mencakup usulan perjanjian keamanan Kepulauan Solomon-China," kata Seselja dalam sebuah pernyataannya.
Seorang juru bicara untuk Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare mengatakan kepada AFP bahwa pemimpin negara di Pasifik itu akan "senang bertemu" dengan menteri Australia itu di Honiara.
Versi rancangan pakta keamanan Solomon dan China mengirim gelombang kejutan ke seluruh wilayah itu ketika bocor bulan lalu, terutama menyangkut langkah-langkah yang akan memungkinkan pengerahan angkatan laut China ke Kepulauan Solomon.
Amerika Serikat dan Australia telah lama mengkhawatirkan potensi China membangun pangkalan angkatan laut di Pasifik Selatan, yang akan memungkinkan angkatan lautnya mengerahkan kekuatan jauh melampaui perbatasannya.
Perdana Menteri Sogavare mengatakan pemerintahnya "tidak memiliki niat untuk meminta China membangun pangkalan militer di Kepulauan Solomon".
Akhir bulan lalu, para pejabat dari China dan Kepulauan Solomon menyepakati pasal-pasal perjanjian keamanan, tetapi dokumen itu belum dipublikasikan.
Menurut rancangan kesepakatan yang bocor itu, China dapat mengirimkan polisi bersenjatanya atas permintaan Kepulauan Solomon untuk menjaga "ketertiban sosial".
Tanpa persetujuan tertulis dari pihak lain, Kepulauan Solomon dan China tidak akan diizinkan untuk mengungkapkan misi itu ke publik.
Kunjungan Seselja menyusul pembicaraan pekan lalu di Honiara antara kepala intelijen Australia dan pejabat Kepulauan Solomon mengenai pakta keamanan itu. [ab/lt]