Seorang hakim di Fiji telah memutuskan bahwa pihak berwenang Amerika Serikat (AS) dapat menyita sebuah superyacht milik warga Rusia – tetapi telah menangguhkan perintahnya itu hingga setidaknya hari Jumat sementara tim pembela mengajukan tantangan mereka.
Kapal pesiar Amadea yang bernilai 325 juta dolar itu sebelumnya dicegah meninggalkan negara di Pasifik Selatan itu karena keterkaitannya dengan Rusia. Perintah itu akan berlaku mulai sekarang, mencegah otoritas AS membawa yacht itu ke Hawaii atau tempat lainnya.
Masih ada pertanyaan yang tersisa mengenai siapa di antara oligarki Rusia yang benar-benar memiliki Amadea, dengan hanya satu dari mereka yang menghadapi sanksi-sanksi. Ada juga pertanyaan mengenai seberapa jauh yurisdiksi AS dapat meluas hingga ke Fiji.
Hakim Pengadilan Tinggi Suva Deepthi Amaratunga pada Selasa (3/5) mengabulkan perintah yang mengizinkan AS menyita superyacht itu setelah AS sebelumnya mengeluarkan perintah penyitaan. Namun, hakim juga mengizinkan jeda sementara tim pengacara pembela menyusun gugatan hukum mereka.
Keputusan hakim berikutnya dalam kasus ini akan dikeluarkan hari Jumat, sewaktu ia akan memutuskan apakah akan terus menunda penyitaan kapal pesiar itu sambil menunggu permohonan banding resmi dari tim pembela.
Departemen Kehakiman AS pada Maret lalu mengumumkan pembentukan tim terdiri dari agen-agen federal dan jaksa yang akan mengejar orang-orang kaya Rusia atau mereka yang membantu Rusia menyerang Ukraina. Tim itu, yang disebut Satgas KleptoCapture, dibentuk untuk menyita aset-aset milik orang-orang berpengaruh Rusia dengan tujuan menekan Rusia agar mengakhiri perang.
AS mengklaim pemilik Amadea yang sesungguhnya adalah Suleiman Kerimov. Ekonom dan mantan politisi Rusia itu dikenai sanksi oleh AS pada tahun 2018 atas tuduhan pencucian uang dan telah menghadapi sanksi-sanksi lanjutan dari Kanada, Inggris, dan negara-negara lain setelah Rusia menyerang Ukraina.
Kerimov menghasilkan banyak uang dengan berinvestasi di produsen emas Rusia, Polyus. Majalah Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya mencapai 14,5 miliar dolar.
Namun tim pengacara pembela mengklaim pemilik yang sebenarnya adalah Eduard Khudainatov, mantan ketua dan kepala eksekutif Rosneft, perusahaan minyak dan gas Rusia yang dikendalikan pemerintah. Khudainatov sekarang ini tidak menghadapi sanksi apa pun, tidak seperti banyak oligarki dan orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang telah dikenai sanksi sejak perang dimulai. [uh/ab]