Para pemimpin Uni Eropa mengakhiri KTT dua hari Selasa dengan pembahasan seputar energi, pertahanan, dan ketahanan pangan. Ini adalah isu-isu penting sehubungan perang di Ukraina. Sebelumnya mereka berhasil melakukan terobosan dan sepakat melarang minyak Rusia. Eropa juga akan mengirim bantuan hampir $10 miliar untuk Ukraina.
Kini terserah kepada para Duta Besar Uni Eropa untuk memerinci paket sanksi Uni Eropa yang terbaru dan paling berat. Dalam jangka pendek, sanksi ini akan menghapus 75% impor minyak Eropa dari Rusia, dan 90 persen pada akhir tahun. Hal ini terselenggara setelah Jerman dan Polandia setuju untuk secara bertahap mengurangi pengiriman minyak lewat jaringan pipa.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, “Ini merupakan langkah maju yang penting. Sisa 10 persen itu, kami akan segera kembali menanggapi isu sisa 10 persen dari minyak jaringan pipa itu.”
Untuk sementara, kesepakatan ini mengecualikan Hongaria, Slovakia, dan Republik Ceko, negara yang sangat bergantung pada sumber energi Rusia. Paket sanksi terbaru ini ditunda selama berminggu-minggu oleh Viktor Orban, pemimpin Hongaria, yang oleh banyak kalangan dinilai adalah sekutu dekat Putin di dalam Uni Eropa.
Para pemimpin Uni Eropa mengatakan, persetujuan ini bukan merupakan kemenangan untuk Orban.
PM Estonia Kaja Kallas mengatakan, “Ini merupakan kompromi. Jadi kalau saya harus memilih antara kompromi dan sama sekali tidak ada sanksi, saya berpendapat ini kompromi yang adil.”
Pejabat-pejabat mengatakan, Kroasia diharapkan bisa menggantikan sejumlah minyak Rusia untuk Hongaria, tetapi butuh waktu untuk memperbaharui penyulingan minyak Hongaria dan meningkatkan kapasitas Kroatia.
Sanksi baru ini juga menarget bidang-bidang lain. Paket ini akan memutus akses bank Rusia terbesar, Sberbank, dari sistem pembayaran internasional SWIFT, dan akan menjatuhkan sanksi pada lebih banyak media dan individu Rusia.
Uni Eropa juga akan mengirim jutaan dolar dalam bentuk bantuan tambahan untuk Ukraina.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan, “Kami tahu Ukraina membutuhkan dukungan finansial agar mampu mengelola negaranya. Hal ini berarti mereka membutuhkan bantuan finansial mikro. Sembilan miliar euro sudah diputuskan oleh Dewan Eropa. Dan ini juga untuk program-program yang dibutuhkan guna membangun kembali negara itu.”
Di antara bidang-bidang lain yang dibahas Selasa, para pemimpin Uni Eropa berusaha meningkatkan kerja sama militer mereka. Blok ini merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, tetapi pertahanan merupakan masalah lain, seperti dikatakan oleh ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.
“Apa yang kita pelajari dari perang Ukraina, penegakan hukum saja tidak cukup. Tidak cukup sekadar menjadi kekuatan sipil yang baik. Kita juga perlu menjadi kekuatan militer,” ujarnya.
Meskipun Uni Eropa sudah melakukan embargo minyak, pakar memperingatkan, Rusia kini diuntungkan oleh harga minyak mentah yang tinggi di pasar internasional, dan akan menemukan negara lain yang bersedia membeli minyaknya. [jm/ka]
