Pemerintah Mali telah mengumumkan tiga hari masa berkabung setelah kawanan bersenjata yang diduga militan Islamis membunuh 132 penduduk desa di wilayah Mopti, Mali tengah.
Serangan di tiga desa pada malam 18 Juni itu adalah salah satu yang paling mematikan sejak konflik di Mali dimulai pada 2012.
Pernyataan pemerintah itu dibacakan di siaran TV pemerintah ORTM Senin (20/6) malam oleh penyiar Mariam Koné.
Mariam Kone mengatakan pemerintah mengutuk dengan keras serangan dan pelanggaran yang dilakukan terhadap penduduk yang damai. Kone mengatakan pemerintah meyakinkan bahwa semua tindakan akan diambil untuk menemukan dan membawa para pelaku tindak kejahatan ini ke meja hijau.
Serangan di Mopti itu adalah yang terbaru dalam gelombang serangan terhadap warga sipil di Mali dan negara tetangga Burkina Faso.
Pekan lalu di Burkina Faso, militan membunuh 86 warga sipil dalam serangan di daerah Seytenga utara.
Misi PBB ke Mali, yang dikenal sebagai MINUSMA, dalam sebuah pernyataan Senin (20/6) malam mengutuk serangan di Mali tengah tersebut. Pernyataan itu mencatat bahwa serangan baru-baru ini juga terjadi di beberapa daerah di wilayah Gao, yang menyebabkan kematian puluhan warga sipil.
Para pejabat lokal mengatakan kepada kantor berita AFP minggu ini bahwa 24 warga sipil tewas di Ebak, Mali, 35 kilometer arah utara dari ibu kota provinsi.
Sebuah gerakan politik lokal melaporkan bahwa militan Islamis membunuh 22 pria di Izingaz di wilayah Menaka pada 12 Juni.
Pemerintah militer Mali belum mengomentari meningkatnya ketidakamanan dan kekerasan di wilayah utara negara itu.
Meningkatnya kekerasan itu terjadi selagi militer Prancis sedang dalam proses menarik diri dari wilayah tersebut karena Mali bekerja sama dengan tentara bayaran dari Rusia.
Human Rights Watch dan berbagai laporan berita mengutip penduduk setempat yang mengatakan tentara Mali dan tentara bayaran Rusia membunuh ratusan warga sipil di Moura, di Mali tengah, pada bulan Maret.
Militer membantah telah membunuh warga sipil, dan menyatakan hanya ada “instruktur” Rusia di Mali. Dikatakan bahwa serangan di Moura menewaskan lebih dari 200 militan Islamis. [lt/jm]