Presiden Joe Biden terbang ke Israel Selasa (12/7), bagian dari lawatannya ke Timur Tengah dengan pemberhentian di Tepi Barat dan Arab Saudi. Ia akan mendesak integrasi Israel yang lebih dalam ke kawasan itu. Biden mendesak negara-negara Teluk agar memompa lebih banyak minyak untuk meringankan krisis energi dunia dan menjamin bahwa AS tidak mengabaikan kawasan itu, meskipun AS kini sedang berfokus pada di perang di Ukraina serta persaingan strategis dengan China.
Ini akan menjadi perjalanan yang rumit bagi Biden, yang dikecam oleh para aktivis dan anggota partainya sendiri, karena mengubah hubungannya dengan kerajaan Saudi yang pernah disebutnya sebagai “tidak memiliki nilai sosial yang baik.”
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan hari Senin, “Timur Tengah sangat terhubung dengan seluruh dunia. Dan jika kita bertindak sekarang untuk menciptakan kawasan yang lebih damai dan stabil, berarti akan memberi keuntungan bagi kepentingan nasional AS dan rakyat Amerika untuk tahun-tahun mendatang.”
Biden di Israel bertemu dengan Perdana Menteri sementara, Yair Lapid dan pemimpin oposisi Benjamin Netanyahu, untuk membahas keamanan Israel di tengah kebangkitan Iran, termasuk integrasi kemampuan pertahanan udaranya dengan negara-negara Teluk Arab.
Di Tepi Barat, Biden akan menegaskan kembali dukungan bagi solusi dua negara dan berusaha memperbaharui hubungan dengan Otoritas Palestina, setelah pemerintahan Trump memangkas bantuan dan menutup konsulat Amerika di Yerusalem yang berfungsi sebagai misi AS untuk Palestina. [ps/jm]
Forum