Tautan-tautan Akses

Tuntutan Pertanggungjawaban Meningkat, Protes di Iran atas Kematian Perempuan dalam Tahanan Berlanjut


Koran bersampul Mahsa Amini, seorang perempuan yang meninggal setelah ditangkap oleh "polisi moral" Iran karena melanggar aturan berbusana terlihat di Teheran, Iran 18 September 2022. (Foto: Majid Asgaripour/WANA via REUTERS)
Koran bersampul Mahsa Amini, seorang perempuan yang meninggal setelah ditangkap oleh "polisi moral" Iran karena melanggar aturan berbusana terlihat di Teheran, Iran 18 September 2022. (Foto: Majid Asgaripour/WANA via REUTERS)

Warga Iran berkumpul di berbagai kota untuk memprotes perlakuan terhadap Mahsa Amini, 22, yang tewas pekan lalu. Amini meninggal beberapa hari setelah ditahan polisi moral Iran karena melanggar aturan berbusana.

Demonstrasi menarik kerumunan massa di Teheran, Mashhad dan Esfehan, serta kota-kota di wilayah Kurdi di Iran Barat, termasuk Marivan, Divandarreh dan kampung halaman Amini, Saghghez.

Demonstran meneriakkan slogan-slogan. Di beberapa daerah, mereka memblokir jalan-jalan sambil menuntut keadilan bagi Amini.

Demonstran di Toronto, Kanada, membawa foto Amini serta poster bertuliskan “Berapa banyak nyawa lagi?”

Amini ditahan pada 13 September di Teheran dan pihak berwenang mengumumkan ia tewas tiga hari kemudian.

Polisi membantah Amini telah dianiaya, dan mengatakan ia tewas karena serangan jantung. Keluarganya mengatakan ia tidak memiliki riwayat gangguan jantung.

Ayahnya, Amjad Amini, mengatakan kepada VOA bahwa pihak berwenang bersikeras agar pemakamannya dilakukan tanpa penundaan, dan bahwa ketika keluarga mendatangi kantor koroner, ia diperlihatkan “satu kotak bersegel dengan mayat di dalamnya.”

“Saya tidak tahu apa yang telah mereka lakukan terhadap tubuhnya,” kata Amjad Amini.

Presiden Iran Ebrahim Raisi memerintahkan investigasi, dan pihak pengadilan Iran menyatakan telah memulai penyelidikan.

Amjad Amini mengatakan kepada VOA bahwa ia tidak mempercayai janji pemerintah dan bahwa ia ingin “semua orang terus menuntut pertanggungjawaban.”

“Saya yakin mereka membohongi saya karena tubuh putri saya telah tiada. Ia tidak hidup lagi. Saya hanya ingin ini tidak pernah terjadi pada orang lain,” katanya.

Sementara itu di luar Iran, seruan menuntut pertanggungjawaban telah berkembang dalam beberapa hari sejak kematian Amini, termasuk protes-protes di Los Angeles dan di depan kantor Seksi Kepentingan Republik Islam Iran di Washington.

“Mahsa Amini seharusnya hidup hari ini,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam cuitan pada Senin (19/9) malam. “Alih-alih, rakyat AS dan Iran berkabung untuknya. Kami meminta pemerintah Iran untuk mengakhiri persekusi sistemiknya terhadap perempuan dan agar mengizinkan protes damai.” [uh/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG