Juru bicara pemerintah Prancis Oliver Veran pada Rabu (26/10) menyebut pertemuan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz sebagai bukti “perkembangan pesat persahabatan” antara kedua negara.
Veran mengakui adanya perbedaan prioritas kedua negara, tetapi meyakinkan bahwa Prancis dan Jerman akan “maju bersama” untuk memecahkan masalah yang terkait strategi, pertahanan, dan kebijakan ekonomi Uni Eropa.
“Kekuatan pasangan Prancis dan Jerman adalah selalu bisa bersama-sama memajukan Eropa,” ujarnya kepada wartawan di Paris.
Macron dan Scholz makan siang bersama di Istana Kepresidenan Elysee di mana mereka membahas situasi di Ukraina.
Pertemuan kabinet gabungan Prancis-Jerman awalnya dijadwalkan berlangsung pada hari yang sama, tetapi kemudian ditangguhkan hingga Januari mendatang.
Pemerintah di Paris dan Berlin sama-sama mengatakan mereka masih memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai konsensus atas beberapa masalah bilateral.
Divergensi atau perbedaan pandangan Prancis-Jerman bukan hal aneh. Kedua negara – yang sama-sama merupakan negara dengan tingkat perekonomian terbesar di zona pengguna mata uang euro – kerap memiliki sikap berbeda dalam hal pertahanan, energi dan isu lain.
Prancis dan Jerman telah digambarkan sebagai “motor” Uni Eropa. Keduanya selalu menemukan kompromi, bahkan di medan yang sulit sekalipun, sejak bersama dua negara lain memotori pembentukan Uni Eropa pada tahun 1957.
Prancis dan Jerman akan memperingati 60 tahun Perjanjian Elysee yang menetapkan pola hubungan kedua negara setelah persaingan sengit dan konflik berdarah diantara keduanya. [em/jm]
Forum