Rusia telah memerintahkan puluhan ribu warga sipil Ukraina yang tinggal di dekat sisi timur Sungai Dnipro untuk pindah. Perintah itu dianggap Kyiv sebagai “pemindahan paksa.”
Pihak berwenang yang ditunjuk Rusia di sana melaporkan telah merelokasi 70 ribu warga karena khawatir akan serangan balasan besar-besaran Ukraina.
Rusia terus menarget rumah-rumah warga sipil dan infrastruktur penting, meluncurkan empat rudal semalam yang menghancurkan setengah bangunan apartemen di kota pelabuhan Mykolaiv.
Rusia menembakkan puluhan rudal ke arah fasilitas-fasilitas energi Ukraina pada hari Senin, menyebabkan pemadaman, kekurangan pasokan air dan terputusnya layanan seluler.
Berbicara kepada wartawan di Departemen Luar Negeri pada hari Selasa, juru bicara Ned Price mengutuk serangan-serangan tersebut dan mengatakan Rusia telah menembakkan sekitar 100 rudal pada Senin dan Selasa.
“Dengan suhu menurun, serangan-serangan Rusia yang bertujuan untuk memperburuk penderitaan manusia ini sangat keji,” kata Price.
Rusia telah membantah menargetkan warga sipil Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan rudal itu sebagai pembalasan atas serangan terhadap Armada Laut Hitam Rusia beberapa hari silam. Ukraina belum mengukuhkan atau membantah menyerang armada Rusia. Rusia pada Sabtu lalu menyebut serangan Ukraina itu sebagai alasannya menangguhkan partisipasi dalam prakarsa biji-bijian yang dipimpin PBB.
Presiden Rusia Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato hariannya pada Selasa malam bahwa koridor biji-bijian “memerlukan perlindungan yang andal dan berjangka panjang.”
“Rusia harus mengetahui dengan jelas bahwa negara itu akan menerima tanggapan keras dari dunia terhadap setiap langkah yang mengganggu ekspor pangan kami,” kata Zelenskyy. “Ini praktis merupakan masalah hidup puluhan juta orang.”
Senjata Iran
Pentagon pada Selasa juga mengemukakan “kekhawatiran” bahwa Rusia mungkin berusaha mendapatkan lebih banyak senjata dari Iran untuk digunakan dalam perangnya melawan Ukraina.
Rusia baru-baru ini menarget infrastruktur sipil dengan drone buatan Iran, dan personel Iran membantu militer Rusia meluncurkan serangan drone itu dari Semenanjung Krimea, menurut AS.
“Kami benar-benar khawatir Rusia mungkin juga berupaya mendapatkan kemampuan amunisi canggih tambahan dari Iran, misalnya, rudal darat-ke-darat, untuk digunakan di Ukraina,” kata sekretaris pers Pentagon Brigjen Pat Ryder.
Jaringan berita CNN yang berbasis di Atlanta melaporkan bahwa Iran sedang bersiap untuk mengirimi Rusia sekitar 1.000 senjata tambahan, termasuk rudal darat-ke-darat, rudal balistik jarak pendek, dan lebih banyak lagi drone bunuh diri. [uh/ab]
Forum