Amerika Serikat (AS) tampaknya siap menyetujui pengiriman tank-tank tempur sangat canggih ke Ukraina dalam perangnya melawan invasi Rusia selama hampir satu tahun ini.
Berbagai media berita AS mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden mungkin mengumumkan keputusannya sedini hari Rabu. Keputusan untuk mengirimkan tank M1 Abrams ke Ukraina, sebagai bagian dari kesepahaman diplomatik dengan Jerman terkait penyediaan beberapa tanknya, pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal.
Para pejabat AS dikutip dalam laporan itu mengatakan bahwa AS sedang mempertimbangkan pengiriman sedikit di atas 30 tank canggih ke medan tempur Ukraina.
Seorang pejabat AS yang mengetahui pertimbangan itu mengatakan kepada VOA pada Selasa (24/1) bahwa Gedung Putih sedang berupaya untuk menuntaskan rencana membuat Ukraina mendapatkan tank yang diinginkannya, meskipun perlu beberapa waktu sebelum Kyiv dapat menerima kiriman tank dan menerjunkannya ke medan tempur.
Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitifnya rencana tersebut, mengatakan, tank-tank itu kemungkinan besar akan disediakan melalui Prakarsa Bantuan Keamanan Ukraina (USAI) Pentagon. Dana prakarsa itu akan memungkinkan Departemen Pertahanan membeli senjata dan sistem persenjataan baik dari produsen peralatan pertahanan maupun sumber-sumber lain, bukannya mengambil langsung dari cadangan AS.
Dalam kasus ini, pejabat itu mengatakan AS mungkin berupaya membeli tank M1 Abrams dari negara-negara lain dan memperbaruinya, sebelum mengirimkannya ke Ukraina.
Kabar mengenai pertimbangan AS itu disambut marah oleh Rusia. Reuters melaporkan bahwa Anatoly Antonov, utusan Rusia untuk AS, mengatakan dalam pesan di aplikasi Telegram kedutaan Rusia bahwa kemungkinan pengiriman tank oleh AS ke Ukraina akan menjadi “provokasi terang-terangan lainnya terhadap Rusia.”
“Jelas bahwa Washington sengaja berupaya menimbulkan kekalahan strategis pada kami,” kata Antonov.
Langkah untuk menyediakan tank untuk Kyiv akan mewakili perubahan bagi para pejabat AS, yang kebanyakan menolak gagasan mengirimkan tank Abrams ke Ukraina. Mereka mengingatkan bahwa meskipun Abrams sangat efektif, tank itu sulit dalam pemeliharaannya dan memerlukan lebih banyak bahan bakar.
“Kita seharusnya tidak memberi Ukraina sistem yang tidak dapat mereka perbaiki, tidak dapat mereka pertahankan, dan dalam jangka panjang, tidak mampu mereka jangkau, karena ini tidak membantu,” kata Wakil Menteri Pertahanan bidang Kebijakan, Colin Kahl, kepada wartawan pekan lalu.
Sekretaris pers Pentagon Brigjen Patrick Ryder menggemakan keprihatinan serupa hari Selasa. “Fokus kami adalah memberi Ukraina kemampuan yang dapat digunakannya sekarang di medan tempur,” katanya. “Tank M1 adalah sistem persenjataan kompleks yang sulit dipelihara …Ini benar kemarin, sekarang dan pada masa mendatang.” [uh/ab]
Forum