Presiden Joe Biden mengatakan pada Jumat (24/3) bahwa AS akan menanggapi “dengan keras dan tegas” untuk melindungi personelnya setelah pasukan AS membalas dengan melancarkan serangan udara terhadap posisi-posisi di Suriah yang digunakan oleh kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Pengawal Revolusi Iran (Iranian Revolutionary Guard).
Pernyataan Biden itu menyusul serangan pada Kamis (23/3) oleh pesawat nirawak yang diduga buatan Iran yang menewaskan seorang kontraktor AS dan melukai enam orang Amerika lainnya di Suriah timur laut.
Mengenai serangan balasan setelah serangan terhadap personel AS tersebut, Presiden Biden berbicara dalam kunjungan kenegaraan ke Kanada pada Jumat (24/3).
“Amerika Serikat tidak, tidak, saya tekankan, mencari konflik dengan Iran, tetapi bersiaplah karena kami menyerang dengan kekuatan besar untuk melindungi rakyat kami. Itulah tepatnya yang terjadi tadi malam,” ujar Biden.
Para aktivis mengatakan pengeboman AS itu menewaskan sedikitnya empat orang.
Meskipun ini bukan pertama kalinya AS dan Iran saling menyerang di Suriah, serangan dan tanggapan AS tersebut mengancam akan menghentikan upaya baru-baru ini untuk mengurangi ketegangan di Timur Tengah yang lebih luas, di mana kekuatan-kekuatan yang saling bersaing telah mengambil langkah menuju détente (peredaan ketegangan) dalam beberapa hari terakhir setelah bertahun-tahun dalam kekacauan.
Menurut para pejabat AS, dua serangan serentak kemudian dilancarkan ke pasukan AS di Suriah pada Jumat (24/3).
Mereka mengatakan bahwa berdasarkan informasi awal, telah terjadi serangan roket di pabrik Conoco, dan seorang tentara AS terluka, tetapi dalam kondisi stabil.
Pada waktu yang hampir bersamaan, beberapa drone diluncurkan untuk menyerang Green Village, tempat pasukan AS juga berpangkalan. Seorang pejabat mengatakan bahwa semua kecuali satu drone ditembak jatuh, dan tidak ada korban dari pihak AS di kompleks berpengamanan tinggi itu. Para pejabat itu berbicara tanpa menyebut nama mereka untuk membahas operasi militer.
Pada Jumat (24/3) malam, dua kelompok aktivis oposisi Suriah melaporkan gelombang baru serangan udara di Suriah timur yang menghantam posisi milisi yang didukung Iran setelah roket ditembakkan ke pabrik gas Conoco yang memiliki pangkalan yang menampung pasukan Amerika. Para pejabat AS mengatakan AS tidak melancarkan serangan apapun pada Jumat (24/3) malam.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan komunitas intelijen Amerika telah memastikan drone dalam serangan pada Kamis (23/3) itu berasal dari Iran, tetapi tidak memberikan bukti lain untuk mendukung klaim tersebut. Drone itu menghantam pangkalan koalisi di kota Hasaka, Suriah timur laut. Mereka yang terluka termasuk lima tentara Amerika dan seorang kontraktor AS.
Austin mengatakan serangan yang dilancarkan merupakan tanggapan terhadap serangan pesawat nirawak “serta serangkaian serangan baru-baru ini terhadap pasukan koalisi di Suriah” oleh kelompok yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran.
Sementara itu, juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder, mengatakan bahwa AS menembak 10 roket yang menarget pasukan koalisi di Green Village di Suriah timur laut.
Militer AS mengatakan pihaknya melakukan beberapa serangan udara “presisi” Kamis malam terhadap sasaran di Suriah timur sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan seorang kontraktor AS.
“Kami tidak menginginkan eskalasi dengan Iran. Tetapi serangan yang kami lakukan tadi malam dimaksudkan untuk mengirim pesan yang jelas bahwa kami akan melindungi personel kami secara serius dan bahwa kami akan merespons dengan cepat dan tegas jika mereka terancam," ujar Ryder.
Jenderal Ryder menggambarkan serangan itu sebagai “tindakan yang proporsional dan disengaja yang dimaksudkan untuk membatasi risiko eskalasi untuk meminimalkan jumlah korban.” [lt/jm]
Forum