Amerika Serikat (AS) memantau dengan cermat latihan-latihan militer China yang digelar dekat wilayah Taiwan.
Dilansir oleh Reuters, Kedutaan Besar AS de facto di Taiwan mengatakan, Minggu (9/4) bahwa AS “nyaman dan percaya diri” bahwa pihaknya punya cukup sumber daya dan kemampuan secara regional untuk menjaga perdamaian dan stabilitas.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, memulai latihan militer yang berlangsung di sekitar pulau itu pada Sabtu (8/4), sehari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali dari AS.
Saat "transit' di Los Angeles dalam penerbangan kembali dari Amerika Tengah, Tsai bertemu dengan Ketua DPR AS, Kevin McCarthy, meski diperingatkan oleh Beijing untuk tidak mengadakan pertemuan itu.
“Kami memantau dengan cermat tindakan-tindakan Beijing,” kata juru bicara Institut Amerika di Taiwan yang berfungsi sebagai kedutaan de facto karena tidak ada hubungan diplomatik resmi.
“Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya, tidak ada alasan bagi Beijing untuk menjadikan transit (di Los Angeles.red) sebagai alasan untuk reaksi berlebihan,” imbuh juru bicara itu.
Juru bicara itu menegaskan jalur komunikasi AS dengan China tetap terbuka dan AS secara konsisten mendesak (China) untuk menahan diri dan tidak ada perubahan dalam status quo.
“Kami merasa nyaman dan percaya diri bahwa kami memiliki sumber daya yang cukup dan kemampuan di wilayah untuk memastikan perdamaian dan stabilitas dan memenuhi komitmen keamanan nasional kami.”
AS memutus hubungan diplomatik dengan Taipei dan lebih memilih Beijing pada 1979. Namun, AS terikat oleh hukum untuk menyediakan Taiwan dengan berbagai perlengkapan untuk membela diri. [ft/ah]
Forum