Militer China mengatakan pada hari Rabu (10/5) bahwa kapal induk Shandong telah kembali ke pelabuhan asalnya di Hainan “dalam beberapa hari terakhir,” setelah pelayaran selama sebulan yang mencakup transit di sekitar Taiwan untuk latihan dan unjuk kekuatan sejauh Pasifik Barat.
Tahun ini, Shandong terlihat di Selat Taiwan, Selat Bashi antara Taiwan dan Filipina, dan bahkan hingga Guam. Pada awal April, Shandong untuk pertama kalinya ikut ambil bagian dalam latihan simulasi serangan jet tempur yang diluncurkan dari kapal induk di Taiwan yang diperintah secara demokratis.
Unjuk kekuatan itu dilakukan setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy. Pertemuan tersebut membuat marah Beijing, yang memandangnya sebagai campur tangan urusan dalam negeri China dan dukungan AS untuk identitas Taiwan yang terpisah dari China.
Shandong mengambil bagian dalam patroli keamanan di sekitar pulau Taiwan sebagai bagian dari latihan militer “Joint Sword” (“Pedang Bersama”), kata Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China dalam sebuah pernyataan.
“Kelompok kapal induk Shandong, untuk pertama kalinya, dalam formasi dan sesuai ukurannya, berlayar ke perairan Pasifik Barat,” tambahnya.
Kapal induk itu, yang mulai digunakan pada tahun 2019, telah tampil menonjol dalam propaganda militer China. Selama latihan pada April lalu, China secara luas menunjukkan gambar-gambar Shandong dan jet-jet tempur yang diluncurkan dari kapal induk itu.
Beberapa hari setelah China mengakhiri latihan perang terbarunya di sekitar pulau itu, kapal perang AS USS Milius berlayar melalui Selat Taiwan dalam apa yang digambarkan oleh Angkatan Laut AS sebagai transit “rutin.”
China telah meningkatkan tekanan militer dalam beberapa tahun terakhir untuk mencoba memaksa Taiwan menerima kedaulatan China. Beijing tidak pernah meninggalkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau itu. [lt/uh]
Forum