Tautan-tautan Akses

Rangkul Anak Muda, Kampanye Virtual “The Birth of Venus” Justru Dikecam Luas di Italia


Kampanye virtual pemerintah Italia bernilai sembilan juta dolar agar kalangan muda untuk mencintai karya seni klasik, yaitu lukisan terkenal “Birth of Venus” pelukis asal Florence, Sandro Botticelli dengan mengubah citra "Dewi Venus" dalam lukisan tersebut (foto: dok).
Kampanye virtual pemerintah Italia bernilai sembilan juta dolar agar kalangan muda untuk mencintai karya seni klasik, yaitu lukisan terkenal “Birth of Venus” pelukis asal Florence, Sandro Botticelli dengan mengubah citra "Dewi Venus" dalam lukisan tersebut (foto: dok).

Upaya pemerintah Italia menarik kalangan muda untuk mencintai karya seni klasik, yaitu lukisan terkenal “Birth of Venus,” lewat kampanye bernilai sembilan juta dolar, justru memicu kecaman luas. Padahal pemerintah semula ingin menjadikan lukisan ini sebagai “hip influencer” atau “pemengaruh tren.”

Inilah petikan iklan yang dirilis Kementerian Pariwisata Italia untuk menarik kalangan muda mengenal dan mencintai karya seni klasik, terutama karya agung era Renaissance oleh pelukis asal Florence, Sandro Botticelli “The Birth of Venus.”

Lukisan asli yang menunjukkan Dewi Venus, simbol cinta, keindahan dan sekaligus hasrat itu, dilukis Botticelli pada tahun 1485. Dewa Angin Zephyr tampak mengantarnya melalui ombak dan berenang ke pantai, lalu ia digambarkan keluar dari cangkang kerang raksasa dengan rambut terjuntai menutupi tubuhnya, sementara sejumlah bunga mawar beterbangan di sekitarnya. Wajah Venus menunjukkan kelembutan dan sekaligus kesedihannya.

Tarik Minat Anak Muda, Pemerintah Ubah Citra Dewi Venus

Namun kampanye pemerintah mengubah citra Dewi Venus karya Botticelli itu menjadi pemengaruh atau influencer modern. Ia digambarkan sebagai beragam sosok. Menjadi seorang perempuan cantik yang sedang naik sepeda di jalan berbatu di depan Colosseum, perempuan muda yang berswa-foto dengan busana elegan di St. Mark’s Square – Venesia di mana burung-burung merpati terbang bebas, atau sedang makan pizza di Lake Como dengan kemeja bergaris biru dan putih.

Kecaman Luas

Beragam pihak dengan cepat menyampaikan tanggapannya. Sebuah surat kabar Italia mempublikasikan tajuk utama yang menggambarkan kampanye itu sebagai “aneh dan vulgar,” dengan mengatakan iklan kampanye itu klise. “Botticelli akan bangkit dari kuburnya,” tulis surat kabar itu.

Prof. Matteo Flora di Universitas Pavia, mengatakan dapat memahami mengapa warga mengolok-olok proyek pemerintah itu dengan beragam cara. “Jangan bicara soal kreativitas. Karena suka atau tidak, ada persoalan yang jauh lebih besar,” ujar Flora seraya menunjukkan bagaimana ia dapat dengan cepat membuat kampanye serupa di komputernya dengan biaya hanya 20 euro, lewat program kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI. Apa yang dipasangnya di media sosial, dibagikan ribuan kali.

Prof. Massimo Moretti, pakar sejarah seni di Universitas Roma, di Sapienza, menilai kampanye yang dilakukan pemerintah justru menghapus keindahan dan misteri di sekitar Dewi Venus, karya klasik Botticelli. “Mungkin Botticelli tidak suka dengan hal ini,” ujarnya.

Dewi Venus, karya agung era Renaissance pelukis Sandro Botticelli dalam “The Birth of Venus" digambarkan sebagai influencer virtual dalam kampanye pemerintah Italia.
Dewi Venus, karya agung era Renaissance pelukis Sandro Botticelli dalam “The Birth of Venus" digambarkan sebagai influencer virtual dalam kampanye pemerintah Italia.

“Menurut saya penggambarkan sosoknya sebagai Dewi Venus sudah benar. Tetapi ini berubah ketika ada sesuatu yang memasuki kebebasan berkomunikasi,” imbuhnya.

Beragam Meme Muncul

Pengguna media sosial dengan cepat membuat beragam meme’ yang mengejek iklan kampanye itu. Salah satu diantaranya menunjukkan Dewi Venus sebagai perempuan tua yang sedang menguleni adonan pizza di atas meja di luar ruangan, pemandangan yang biasa terlihat di Puglia, di bagian selatan Italia.

Ada juga yang menggambarkannya sebagai pekerja pertanian yang membawa sekotak tomat, jenis pekerjaan yang dilakoni ribuan migran di Italia dengan upah di bawah standar minimum. Atau sebagai perempuan migran yang berada dalam perahu yang nyaris tenggelam; atau sebagai perempuan yang berdiri di tempah sampah yang meluap kepenuhan, suatu pemandangan umum di Roma, Napoli dan kota-kota lain di Italia. Ada pula meme yang memperlihatkan Dewi Venus cantik itu swafoto dengan Matteo Messina Denaro, bos mafia yang baru saja ditangkap setelah buron selama 30 tahun.

Badan Pariwisata Italia Nilai Kecaman Sebagai Kritik Membangun

Berbicara sehari setelah tiba dari Dubai di mana ia meluncurkan kampanye di Arabian Travel Market, CEO badan pariwisata Italia, Ivana Jelinic mengatakan ia “tidak melihat kritik itu sebagai hal negatif. Sebaliknya, fakta bahwa kampanye itu begitu viral, membuat sosok itu hidup dan berada dalam situasi berbeda-beda. Saya merasa ini menarik dari sudut pandang komunikasi media sosial.”

Jelinic mengatakan untuk proyek ini, mereka memilih menggunakan “kecerdasan kreatifitas manusia” dibanding bergantung pada kecerdasan buatan; dan menekan biaya kampanye ini menjadi 138.000 euro.

Pariwisata merupakan industri penting bagi Italia. Menurut asosiasi bisnis Italia, Confcommercio, pada tahun 2022 lalu ada 17 juta pengunjung datang ke Italia dan membawa devisa hingga 13 miliar euro.

Jelinic mengatakan mereka sedang mengkaji masa depan Dewi Venus itu sebagai pemengaruh, mungkin menghidupkan pertemuan romantisnya dengan David, sosok karya Michelangelo. Namun Jelinic mengetahui ia harus berhati-hati dan senantiasa memikirkan praktik inklusifitas dalam proyem itu. [em/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG