Penegak hukum Amerika mengatakan fentanil ilegal dibuat dari bahan kimia yang murah yang sebagian besar dari China. Obat itu diperdagangkan melalui Meksiko, diselundupkan ke Amerika. Dalam laporan pertama dari lima laporan untuk memperingatkan orang akan bahaya fentanil, wartawati VOA Natasha Mozgovaya di Seattle melongok kasus opioid pada remaja.
Lucas Beirer aktif dalam kelompok pemuda di gerejanya. Ia bekerja paruh waktu sebagai instruktur renang dan tergabung dalam tim sepak bola di sekolah. Ia tinggal bersama orang tuanya di kawasan perumahan yang tenang di luar kota Seattle.
Ketika punggung Lucas, 16, sakit, ibunya, Olga Davidov-Beirer, mengatakan Lucas mulai meminum obat penghilang rasa sakit. Semula, Olga tidak terlalu khawatir, tetapi ia meminta Lucas mencari tahu risiko opioid setelah teman sekelasnya meninggal karena overdosis.
“Saya berbicara dengan Lucas setelah pemakaman meskipun saya tidak tahu bahwa Lucas membeli pil. Tetapi saya katakan, 'Lucas, saya tidak tahu itu (pil) apa,' karena tidak ada yang bilang tentang fentanil. Tidak jelas. Tetapi saya katakan, 'Saya ingin memastikan bahwa saya bukan ibu yang akan kehilangan anak',” ujar Olga.
Sebulan kemudian, penyelidik mengatakan, Lucas mengonsumsi apa yang dikiranya Percocet. Opioid penghilang rasa sakit yang kuat itu dicampur fentanil. Olga mendapati Lucas tergeletak tak bernyawa pada pagi pertama tahun ajaran baru sekolah.
“Saya mendengar dari teman-temannya, 'Itu pasti fentanil. Pasti fentanil.' Saya tanya, 'Apa itu fentanil?',” kenang Olga.
Fentanil disetujui untuk mengobati rasa sakit yang parah. Tetapi fentanil sering dicampur heroin atau kokain atau digunakan dalam obat palsu seperti yang membunuh Lucas.
Menurut Jacob Galvan, dari Badan Pencegahan Narkoba Amerika, hasil tes laboratorium menunjukkan dalam enam dari 10 obat palsu terkandung fentanil dalam dosis yang berpotensi mematikan.
“Kami menunjukkan obat palsu ini kepada agen-agen kami; mereka tidak bisa membedakan. Kami menunjukkannya kepada petugas laboratorium kami; mereka tidak bisa membedakannya. Begitu bagusnya obat ini dibuat,” ujar Jacob.
Olga Davidov-Beirer memperingatkan apa yang terjadi pada anaknya bisa terjadi pada siapa saja. Ia mengajak orang waspada karena fentanil bisa dicampur dalam apa saja dan obat palsu berbahaya ini dijual dan beredar bebas di jalan.
Setelah kematian Lucas, sekolah mengadakan program baru yang memperingatkan bahaya fentanil. Sekolah juga menyiapkan obat Nalokson untuk membantu staf menangani kecelakaan akibat overdosis.
Menurut Departemen Kesehatan dan Sosial Amerika, lebih dari 90% orang usia 12 tahun ke atas yang terlibat penyalahgunaan obat, tidak mendapat pengobatan. Keluarga Lucas membentuk tim relawan untuk memperingatkan bahaya fentanil, membantu keluarga mengenali tanda-tanda penyalahgunaan obat dan memberi informasi ke mana meminta bantuan. [ka/jm]
Forum