Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, pada Selasa (30/5), menyerukan peningkatan integrasi ekonomi, sosial dan budaya antar negara-negara di Amerika Selatan ketika ia membuka Konferensi Tingkat Tinggi Amerika Selatan bersama sejumlah pemimpin kawasan tersebut di Brasilia.
KTT itu merupakan pertemuan tingkat kawasan pertama dalam hampir sepuluh tahun terakhir atas undangan Lula, yang berusaha menghidupkan kembali peran aktif negaranya dalam urusan regional dan mengatasi perbedaan ideologi yang memecah belah negara-negara Amerika Selatan selama beberapa tahun terakhir.
Lula mendesak bank-bank negara untuk bekerja sama membiayai pembangunan dan mengatakan bahwa kawasan tersebut harus mengurangi ketergantungan pada “mata uang di luar kawasan” untuk perdagangan, tanpa menyebut langsung dolar Amerika Serikat.
Ia mengusulkan pembentukan pasar energi kawasan dan menyarankan sejumlah langkah terkoordinasi untuk mengatasi perubahan iklim.
Lula mengatakan, integrasi Amerika Selatan terganggu dalam beberapa tahun terakhir oleh pemerintahan-pemerintahan konservatif. Ia menyinggung pendahulunya, Jair Bolsonaro yang berhaluan kanan ekstrem, yang menurutnya telah membuat Brazil terisolasi dari dunia dan negara-negara tetangganya.
Perpecahan ideologi merusak upaya kerja sama regional sebelumnya yang disebut Unasur, yang dibentuk presiden-presiden berhaluan kiri pada 2008, termasuk Lula yang menjabat presiden Brazil kala itu. Kerja sama berakhir gagal setelah sejumlah negara memilih pemerintahan berhaluan kanan, sehingga menciptakan celah diplomatik di negara itu.
Konferensi tingkat tinggi pada hari Selasa itu juga dihadiri Presiden Venezuela Nicolas Maduro, yang sudah lebih dulu menemui Lula pada Senin (29/5) dalam kunjungan pertamanya ke Brazil dalam delapan tahun terakhir, untuk memulihkan hubungan yang sebelumnya diputus oleh Bolsonaro.
Pada konferensi pers bersama hari Senin, Maduro berharap negara-negara Amerika Selatan akan bersatu untuk menyerukan Amerika Serikat agar mencabut sanksi-sanksinya terhadap Venezuela, yang ia dan Lula kecam karena dianggap memperburuk krisis kemanusiaan di negara itu.
Penerimaan Lula atas Maduro, yang dikritik AS sebagai pemimpin otoriter, mendapat komentar tajam dari sejumlah pengamat kebijakan luar negeri dan pihak oposisi di Brasilia. [rd/ka]
Forum