Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Rabu (7/6) mengatakan ratusan ribu orang “tidak memiliki akses normal ke air minum” sehari setelah jebolnya bendungan Kakhovka di Ukraina Selatan.
Zelenskyy mencuit penghancuran bendungan itu “benar-benar disengaja” sementara ia menyalahkan pasukan Rusia dan lebih lanjut menuduh Rusia tidak bertindak untuk membantu mereka yang tinggal di daerah-daerah yang dikuasai Rusia yang kini menghadapi dampak banjir.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan lebih dari 17 ribu orang dievakuasi dari daerah-daerah di sepanjang Sungai Dnipro dengan sekitar 40 kota dan desa kebanjiran di daerah-daerah yang dikuasai Ukraina.
Lebih dari 900 orang dievakuasi dari daerah-daerah yang diduduki Rusia.
“Struktur bendungan kemungkinan besar memburuk lebih jauh dalam beberapa hari mendatang, menyebabkan banjir tambahan,” kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam laporan hariannya, Rabu.
Kedua pihak yang berperang saling menyalahkan pihak lain atas penghancuran bendungan yang terletak sekitar 70 kilometer di sebelah timur Kherson, di bagian Ukraina yang dikuasai Rusia selama lebih dari setahun ini.
Di Washington, Gedung Putih, Selasa (7/6) menyatakan tidak dapat mengatakan dengan tegas apa penyebab kehancuran bendungan besar itu tetap sedang menilai laporan bahwa ledakan itu disebabkan oleh Rusia.
Di PBB, Sekjen Antonio Guterres mengatakan serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil harus dihentikan. “Tragedi sekarang ini merupakan contoh lain dampak perang yang merugikan terhadap masyarakat,” katanya kepada wartawan. “Pintu banjir penderitaan meluap selama lebih dari setahun. Itu harus dihentikan,” katanya.
Ukraina dan Rusia sama-sama meminta Dewan Keamanan mengadakan rapat darurat, di mana masing-masing pihak menuding pihak lain melakukan penghancuran itu.
Kepala badan kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan dalam pertemuan itu bahwa besarnya bencana baru terwujud sepenuhnya dalam beberapa hari mendatang, tetapi ini akan memiliki “konsekuensi sangat buruk dan luas” bagi ribuan orang di kedua sisi perbatasan di Ukraina yang telah kehilangan rumah, mata pencaharian dan air minum yang aman.
“Penghancuran bendungan PLTA Kakhovka mungkin merupakan insiden kerusakan paling signifikan terhadap infrastruktur sipil sejak dimulainya invasi Rusia terhadap Ukraina pada Februari 2022,” kata Griffiths kepada para anggota dewan.
Ia menegaskan bahwa UU humaniter internasional melindungi fasilitas-fasilitas seperti bendungan, karena kehancurannya dapat menyebabkan kerugian besar bagi penduduk sipil.
Griffiths juga menyatakan khawatir mengenai risiko air banjir memindahkan ranjau darat atau menyebarkan kontaminasi dari senjata yang meledak, yang lebih jauh membahayakan warga sipil. [uh/ab]
Forum