Paus Fransiskus mengatakan pada Minggu (23/7) bahwa gelombang panas yang menghantam di banyak bagian dunia dan banjir di sejumlah negara seperti Korea Selatan baru-baru ini menunjukkan diperlukannya tindakan yang lebih mendesak untuk mengatasi perubahan iklim.
“Saya perbaharui kembali permohonan saya kepada para pemimpin dunia untuk melakukan sesuatu yang lebih konkret guna membatasi polusi emisi,” ujar Paus pada akhir pesan Angelus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Ditambahkannya, “Ini merupakan tantangan penting yang tidak bisa ditangguhkan. Ini menjadi keprihatinan setiap orang. Mari kita lindungi bumi yang menjadi rumah kita bersama.”
Paus menyerukan dunia agar segera meninggalkan bahan bakar fosil dan menjadikan perlindungan lingkungan sebagai salah satu pilar utama. Dia mengutip dalam ensiklikal "Laudato Si" yang bersejarah pada 2015 bahwa planet ini "mulai terlihat semakin seperti tumpukan kotoran yang sangat besar.”
Pada Minggu (23/7), Paus menyatakan solidaritasnya terhadap mereka yang menderita akibat krisis iklim dan bagi mereka yang membantu.
Bagian selatan Amerika Serikat terpanggang dalam gelombang panas yang mencapai suhu rekor, sementara suhu ekstrem juga terjadi di China dan Eropa selatan, termasuk Italia dan Yunani.
Kebakaran hutan di Pulau Rhodes Yunani memaksa ribuan turis dan penduduk pulau tersebut untuk berlindung di sekolah dan stadion dalam ruangan pada Minggu (23/7) setelah mereka dievakuasi dari desa pesisir dan resor. [ah/em]
Forum