Tautan-tautan Akses

Presiden Zelenskyy: Dua Kapal Lagi Lewati Koridor Laut Hitam


Sebuah kapal kontainer meninggalkan Pelabuhan Odesa, Ukraina, pada 16 Agustus 2023, untuk melewati koridor sementara yang ditetapkan untuk kapal dagang. (Foto: Ilustrasi via AP)
Sebuah kapal kontainer meninggalkan Pelabuhan Odesa, Ukraina, pada 16 Agustus 2023, untuk melewati koridor sementara yang ditetapkan untuk kapal dagang. (Foto: Ilustrasi via AP)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Sabtu (2/9) bahwa dua kapal lagi telah melewati koridor pelayaran "sementara" di Laut Hitam yang didirikan sejak Rusia menarik diri dari perjanjian ekspor gandum yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juli.

“Dua kapal telah berhasil melewati ‘koridor gandum’ sementara kami,” Zelenskyy dalam kirim teks ke media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Presiden tidak mengungkap identitas kapal-kapal tersebut atau kapan mereka menyelesaikan perjalanannya. Para pejabat pada Jumat (1/9) mengatakan dengan dua kapal yang melewati koridor tersebut jumlah kapal yang telah menggunakannya bertambah menjadi empat.

Zelenskyy mengatakan Ukraina "memulihkan kebebasan navigasi yang sesungguhnya di Laut Hitam. Kebebasan membutuhkan tekad."

Pada Jumat (1/9), wakil perdana menteri Ukraina mengatakan dua kapal telah melewati koridor dari Pelabuhan Pivdenny: satu berbendera Liberia, yang lain berbendera Kepulauan Marshall. Kapal-kapal tersebut membawa pig iron dan konsentrat besi.

Rusia memblokir pelabuhan Ukraina sejak menginvasi negara tetangganya pada Februari 2022, dan mengancam akan memperlakukan semua kapal sebagai target militer potensial setelah menarik diri dari perjanjian yang didukung PBB.

Sebagai tanggapan, Ukraina mengumumkan “koridor kemanusiaan” yang mencakup pantai barat Laut Hitam dekat Rumania dan Bulgaria.

Perjanjian gandum tersebut memungkinkan Ukraina, eksportir pertanian utama, mengirimkan puluhan juta metrik ton produk ke negara lain selama invasi Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Senin (4/9) di Sochi, kota resor di Laut Hitam ketika Ankara dan PBB berupaya untuk menghidupkan kembali perjanjian ekspor gandum.

Rusia menghentikan perjanjian tersebut secara sepihak pada Juli, setahun setelah kesepakatan tersebut dimediasi oleh PBB dan Turki. Moskow mengeluhkan bahwa ekspor makanan dan pupuk mereka menghadapi hambatan dan sebaliknya pasokan gandum Ukraina justru dianggap kurang menjangkau negara-negara yang membutuhkan. [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG