Para kepala negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang kini dipimpin oleh Presiden Joko Widodo sebagai tuan rumah, berkumpul dalam pertemuan puncak terakhir mereka tahun ini. Mereka menghadapi isu-isu yang menimbulkan perpecahan dan tidak terlihat adanya solusi di depan mata: perselisihan sipil yang mematikan di Myanmar, gejolak baru di Laut China Selatan yang disengketakan, dan persaingan lama antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Pertemuan ASEAN ini akan dibuka pada Selasa (5/9) di Jakarta dengan pengamanan ketat. Presiden AS biasanya hadir dalam pertemuan semacam ini, tetapi ketidakhadiran Presiden Joe Biden kali ini ikut menambah suramnya forum yang biasanya menjadi unjuk persatuan dan gandengan tangan kelompok yang sudah menjadi tradisi di blok 10 negara itu.
Para menteri luar negeri ASEAN berkumpul pada Senin (4/9) untuk menyelesaikan agenda para pemimpin. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengakui “banyak keadaan sulit di kawasan” yang dihadapi dan harus diatasi oleh blok tersebut, termasuk krisis Myanmar. Lima poin rencana yang dibuat oleh para pemimpin ASEAN pada 2021 untuk membantu mengembalikan Myanmar ke keadaan normal akan ditinjau kembali, katanya.
“Mata rakyat tertuju pada kami untuk membuktikan bahwa ASEAN masih penting,” kata Retno Marsudi kepada para menteri luar negeri blok itu.
Setelah berdiskusi pada Selasa (5/9), para kepala negara ASEAN akan bertemu dengan mitra-mitra dari Asia dan Barat dari Rabu (6/9) hingga Kamis (7/9) untuk memberikan ruang yang lebih luas yang telah digunakan oleh AS dan China, serta sekutu mereka, untuk melakukan pembicaraan luas mengenai perdagangan bebas, perubahan iklim, dan keamanan global. Forum ini juga menjadi ajang argumen dalam persaingan mereka.
Perdana Menteri China Li Qiang dijadwalkan untuk bergabung dalam serangkaian pertemuan, termasuk KTT Asia Timur yang beranggotakan 18 negara, di mana dia akan bertemu dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris – yang akan hadir menggantikan Biden – dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Meskipun tidak menghadiri pertemuan ASEAN, Biden akan terbang ke Asia untuk menghadiri KTT G20 di India. Dia kemudian akan berkunjung ke Vietnam untuk meningkatkan hubungan kedua negara. Washington mengatakan Biden tidak menurunkan ASEAN ke prioritas geopolitik yang lebih rendah dan menyatakan upaya presiden AS untuk memperdalam keterlibatan AS dengan kawasan tersebut.
“Sulit untuk melihat apa yang telah kita lakukan sebagai sebuah pemerintahan, sejak awal, dan menyimpulkan bahwa kita tidak tertarik dengan Indo-Pasifik atau bahwa kita tidak memprioritaskan negara-negara Asia Tenggara dan hubungan tersebut,” kata juru bicara keamanan nasional John Kirby pada konferensi pers pada Jumat (1/9) di Washington.
Pada November, Biden menghadiri pertemuan puncak ASEAN di Kamboja dan pada Mei 2022 menjadi tuan rumah bagi delapan pemimpin blok tersebut di Gedung Putih untuk menunjukkan komitmen pemerintahannya terhadap kawasan tersebut ketika menghadapi invasi Rusia ke Ukraina.
Pemerintahan Biden juga telah memperkuat aliansi keamanan di Indo-Pasifik, termasuk di Asia Tenggara, sehingga mengkhawatirkan China.
Marty Natalegawa, mantan menteri luar negeri, menyatakan kekecewaannya atas ketidakhadiran Biden. Namun ia mengatakan bahwa tanda bahaya seperti itu merupakan simbol dari menurunnya relevansi ASEAN.
“Absennya Presiden AS, meskipun mengecewakan dan signifikan secara simbolis, bagi saya bukanlah kekhawatiran karena yang lebih mengkhawatirkan sebenarnya adalah kecenderungan struktural yang lebih mendasar bagi ASEAN untuk menjadi semakin tidak menonjol,” kata Natalegawa kepada kantor berita Associated Press dalam sebuah wawancara.
Didirikan pada 967 para era Perang Dingin, ASEAN memiliki prinsip non-intervensi terhadap urusan dalam negeri masing-masing negara anggota. Berbagai keputusan juga dibuat melalui konsensus, yang berarti bahkan satu anggota mana pun bisa menolak keputusan atau usulan yang tidak menguntungkan baginya.
ASEAN saat ini beranggotakan Brunei, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam. [lt/ab]
Forum