Penyakit bisa menimbulkan ancaman yang lebih besar terhadap kehidupan manusia dibandingkan pemboman di Gaza, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kepadatan penduduk dan kurangnya akses pada air minum bersih atau sistem sanitasi telah menyebabkan berkembangnya penyakit menular, terutama diare pada anak-anak, yang menurut WHO telah mencapai hampir 100 kali lipat dari tingkat normal.
“Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit dibandingkan dengan yang kita lihat akibat pemboman jika kita tidak mampu mengembalikan sistem kesehatan ini,” kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam laporan kepada PBB di Jenewa, Selasa.
WHO mengatakan kekurangan pangan telah menambah risiko penyakit, sementara masyarakat semakin lemah karena kelaparan, sehingga menyebabkan mereka lebih rentan terhadap penyakit.
Masyarakat di Gaza juga menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pengobatan, karena terbatasnya staf medis dan kurangnya akses terhadap obat-obatan dan vaksinasi.
Gangguan dalam pengumpulan sampah dari tempat penampungan yang padat telah menambah kekhawatiran akan risiko penyakit.
Dalam menanggapi kondisi di Gaza, Organisasi Kesehatan Dunia telah menyerukan gencatan senjata, “mempertahankan akses bantuan ke Gaza,” “perlindungan warga sipil dan layanan kesehatan,” dan “penghormatan terhadap hukum kemanusiaan internasional,” di platform media sosial X, sebelumnya bernama Twitter.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas (yang oleh AS dinyatakan sebagai kelompok teror) setelah serangan mengejutkan mereka pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Dalam serangan itu, Hamas menyandera sekitar 240 orang. Kampanye Israel melawan militan Hamas telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, menurut pejabat kesehatan Gaza. [lt/jm]
Forum