Tautan-tautan Akses

Emir Kuwait yang Berkuasa Dirawat di Rumah Sakit Tetapi Dilaporkan Stabil


FILE - Emir Kuwait Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah di Majelis Nasional Kuwait, 30 September 2020. (AP/Jaber Abdulkhaleg)
FILE - Emir Kuwait Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah di Majelis Nasional Kuwait, 30 September 2020. (AP/Jaber Abdulkhaleg)

Emir penguasa Kuwait dirawat di rumah sakit, Rabu (29/11) “karena masalah kesehatan darurat” tetapi kemudian dilaporkan dalam kondisi stabil.

Laporan kantor berita pemerintah KUNA tidak merinci masalah yang dihadapi Syeikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah (86). Namun Syekh Nawaf telah beberapa kali menyerahkan kekuasaan selama masa pemerintahannya kepada wakilnya sewaktu menghadapi pemeriksaan kesehatan dan masalah-masalah lainnya.

Mengingat usia Syekh Nawaf, keadaan darurat ini menambah kekhawatiran mengenai kesehatannya. KUNA sebelumnya melaporkan bahwa Syekh Nawaf pernah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk pemeriksaan kesehatan yang dirahasiakan pada Maret 2021.

Kesehatan para pemimpin Kuwait masih menjadi masalah sensitif di negara kecil di Timur Tengah itu yang berbatasan dengan Irak dan Arab Saudi, yang telah menghadapi perebutan kekuasaan internal di balik pintu istana.

Syekh Nawaf dilantik sebagai emir setelah pendahulunya, Syekh Sabah Al Ahmad Al Sabah, meninggal pada tahun 2020. Perasaan kehilangan yang mendalam atas meninggalnya Syekh Sabah, yang dikenal karena diplomasi dan upaya perdamaiannya, dirasakan di seluruh Timur Tengah.

Sementara itu, masa pemerintahan Syekh Nawaf sebagian besar berjalan tenang meski Kuwait sedang berjuang melalui perselisihan politik – termasuk perombakan sistem kesejahteraan Kuwait – yang menghalangi syekh tersebut untuk berutang dalam menjalankan roda pemerintahan. Hal ini menyebabkan negara tersebut hanya memiliki sedikit uang untuk membayar gaji sektor publik yang membengkak, meskipun Kuwait menghasilkan kekayaan yang sangat besar dari cadangan minyaknya.

Pada tahun 2021, Syekh Nawaf mengeluarkan dekrit amnesti yang telah lama ditunggu-tunggu, yakni mengampuni dan mengurangi hukuman lebih dari 30 pembangkang Kuwait dalam sebuah langkah yang bertujuan meredakan kebuntuan besar dalam pemerintahan.

Kuwait, negara berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa dan sedikit lebih kecil dibandingkan negara bagian New Jersey di AS, memiliki cadangan minyak terbesar keenam di dunia.

Mereka telah menjadi sekutu setia AS sejak Perang Teluk tahun 1991 mengusir pasukan pendudukan Irak pimpinan Saddam Hussein. Kuwait menampung sekitar 13.500 tentara Amerika dan markas besar Angkatan Darat AS di Timur Tengah. [ab/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG