Seorang pejabat senior PBB pada Kamis (25/1) menyerukan agar “semua langkah” diambil untuk melindungi warga sipil, menyusul serangan yang menewaskan sedikitnya 12 orang sewaktu serangan tank menghantam sebuah pusat pelatihan PBB yang menampung ribuan pengungsi Palestina.
Thomas White, direktur urusan Gaza di badan bantuan kemanusiaan PBB UNRWA, mengatakan, situasi di Khan Younis, kota di Gaza Selatan di mana serangan itu terjadi, memperlihatkan “kegagalan yang konsisten dalam menjunjung prinsip-prinsip fundamental hukum kemanusiaan.”
“Serangan terus menerus terhadap berbagai lokasi sipil di Khan Younis benar-benar tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan,” kata White. “Orang-orang terbunuh dan cedera. Sementara pertempuran meningkat di sekitar rumah sakit dan tempat-tempat penampungan para pengungsi, orang-orang terperangkap di dalamnya, dan operasi menyelamatkan nyawa terhambat.”
White mengatakan serangan hari Rabu itu juga mencederai sedikitnya 75 orang.
Militer Israel mengatakan tidak percaya penembakan itu berasal dari pasukannya tetapi mengatakan sedang menyelidikinya. Militer juga mengatakan bahwa kawasan Khan Younis yang lebih luas merupakan basis yang signifikan bagi militan Hamas.
AS, yang merupakan sekutu penting Israel dalam perangnya melawan Hamas, mengutuk serangan terbaru yang menewaskan warga sipil. Departemen Luar Negeri AS mengatakan, “Kami mengecam serangan hari ini terhadap pusat pelatihan PBB di Khan Younis.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel menambahkan, “Anda telah mendengar sebelumnya, Anda telah mendengar Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan sebelumnya, bahwa warga sipil harus dilindungi, dan sifat fasilitas PBB yang dilindungi haruslah dihormati. Dan para petugas bantuan kemanusiaan harus dilindungi agar mereka dapat terus memberi warga sipil bantuan kemanusiaan yang mereka perlukan.”
Philippe Lazzarini, kepala UNRWA, mengatakan kompleks tersebut telah ditandai dengan jelas sebagai fasilitas PBB, dan koordinat lokasinya telah dibagikan dengan pihak berwenang Israel.
Sementara itu, pembicaraan masih berlanjut mengenai gencatan senjata baru selama 30 hari di mana warga Israel yang disandera Hamas dan orang Palestina yang ditahan Israel akan dibebaskan dan lebih banyak lagi bantuan yang memasuki Gaza, jalur sempit di sepanjang Laut Tengah.
Utusan khusus AS Brett McGurk berada di Doha, Qatar, untuk membahas kemungkinan penghentian pertempuran. Selama gencatan senjata sepekan pada akhir November lalu, sekitar 100 sandera Israel dibebaskan Hamas dan 240 orang Palestina dibebaskan dari tahanan Israel.
Perang dimulai pada 7 Oktober dengan serangan Hamas di Israel Selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan sejumlah orang disandera. Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 25.700 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas. [uh/ab]
Forum