Tautan-tautan Akses

Terapkan Qisas, Iran Vonis Mati Pembunuh Sutradara Film Terkemuka


Sutradara film asal Iran Dariush Mehrjui dan istrinya Vahideh Mohammadifar menghadiri pertemuan sutradara di Teheran, Iran, pada 7 Juli 2015. (Foto: Abdolvahed Mirzazadeh, ISNA via AP)
Sutradara film asal Iran Dariush Mehrjui dan istrinya Vahideh Mohammadifar menghadiri pertemuan sutradara di Teheran, Iran, pada 7 Juli 2015. (Foto: Abdolvahed Mirzazadeh, ISNA via AP)

Pengadilan Iran, pada Senin (12/2), menjatuhkan hukuman mati terhadap pelaku pembunuhan sutradara terkenal Dariush Mehrjui dan istrinya beberapa bulan yang lalu di rumah mereka di dekat Teheran.

Mehrjui, seorang sutradara berusia 83 tahun yang terkait dengan gelombang baru perfilman Iran, dan istrinya, Vahideh Mohammadifar, ditikam hingga tewas pada bulan Oktober lalu, di rumah mereka di Karaj, di sebelah barat ibu kota Iran.

Kepala Hakim provinsi Alborz, Hossein Fazeli-Harikandi, sebelumnya mengatakan terdakwa pembunuh, yang ditangkap beberapa hari setelah serangan itu, adalah mantan karyawan Mehrjui yang "memiliki dendam terhadap almarhum karena masalah keuangan."

Tiga orang lainnya didakwa karena peran mereka dalam merencanakan dan membantu pembunuhan tersebut, tambahnya.

Situs web Mizan Online milik Kejaksaan Iran, pada Senin, melaporkan pengadilan menjatuhkan hukuman mati terhadap pelaku sesuai dengan hukum pembalasan dalam Islam, yang dikenal sebagai hukum qisas.

Pelaku dinyatakan bersalah atas "pembunuhan berencana terhadap Mehrjui dan Mohammadifar," demikian Mizan mengutip pernyataan Fazeli-Harikandi.

Pernyataan tersebut kemudian menambahkan bahwa penerapan hukum retribusi itu merupakan permintaan keluarga Mehrjui.

Tiga terdakwa lainnya divonis hukuman penjara beragam, mulai dari delapan hingga 36 tahun penjara. Namun Mizan melaporkan bahwa vonis tersebut belum final dan dapat diajukan banding ke Mahkamah Agung.

Setelah kematian Mehrjui, berbagai penghormatan mengalir untuk merayakan karya-karya sutradara, produser, dan penulis skenario perintis tersebut, yang selama enam dekade karirnya – sebelum dan sesudah revolusi Islam 1979 – berhadapan dengan tindakan penyensoran.

Mehrjui terkenal dengan drama metaforis "The Cow" yang dirilis pada tahun 1969 dan juga film dark-comedy berjudul "Hamoun" yang dirilis pada 1990. Film tersebut bercerita tentang kehidupan seorang intelektual selama 24 jam yang tersiksa oleh perceraian dan kecemasan psikologis. [em/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG