China menawarkan dukungan kepada mitra strategis lamanya Hungaria dalam urusan keamanan publik, lebih dari sekadar hubungan perdagangan dan investasi, dalam pertemuan yang jarang terjadi antara pejabat senior Beijing dengan Perdana Menteri Viktor Orban.
China berharap bisa memperdalam hubungan penegakan hukum dan keamanan dengan Hungaria ketika kedua negara itu memperingati 75 tahun hubungan diplomatik, kata Menteri Keamanan Publik Wang Xiaohong kepada Orban pekan lalu, seperti dilansir oleh kantor berita pemerintah Xinhua, Minggu (18/2).
Saat berkunjung ke Budapest, Wang mengatakan ia berharap upaya-upaya tersebut akan menjadi “perhatian baru dalam hubungan bilateral” di berbagai bidang seperti pemberantasan terorisme dan kejahatan trans-nasional. Kerja sama baru itu juga akan mencakup peningkatan kapasitas keamanan dan penegakan hukum di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) yang dicanangkan oleh Presiden Xi Jinping, yang bertujuan untuk menghubungkan China dengan dunia melalui hubungan perdagangan dan infrastruktur.
Wang juga bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Sandor Pinter dan menandatangani dokumen mengenai penegakan hukum dan kerja sama keamanan, kata Xinhua, tanpa memberikan rinciannya.
Jaminan keamanan China itu disampaikan ketika Hungaria berupaya menegaskan keleluasaannya dari negara-negara Barat dalam satu dekade terakhir di bawah pemerintahan Orban. Meskipun Hungaria adalah anggota NATO dan Uni Eropa, Hungaria mempertahankan hubungan ekonomi yang erat dengan Rusia, dan mendapatkan sebagian besar minyak mentah dan gas dari negara itu.
Budapest telah berulang kali berselisih dengan Uni Eropa mengenai dukungan keuangan dan militer untuk Kyiv dan Hungaria adalah satu-satunya negara NATO yang belum meratifikasi permohonan Swedia untuk bergabung dengan blok keamanan itu, yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
China bersikap kritis terhadap NATO, terutama setelah blok tersebut mengatakan pada tahun lalu bahwa Beijing telah menentang kepentingan, keamanan, dan nilai-nilai NATO dengan “ambisi dan kebijakan paksaannya.” Media pemerintah China menyebut NATO sebagai tantangan besar bagi perdamaian dan stabilitas global.
Hungaria adalah pusat bagi basis logistik dan manufaktur terbesar Huawei Technologies di luar China, meskipun Komisi Eropa memperingatkan bahwa raksasa telekomunikasi itu menimbulkan risiko terhadap keamanan UE. Sejak tahun 2016, Huawei telah bermitra dengan perusahaan kecerdasan buatan yang berbasis di Shanghai, Yitu Technology, untuk menciptakan solusi bagi kota pintar guna meningkatkan keamanan publik dan pengawasan melalui penggunaan AI dan perangkat pengintaian.
Hungaria akan segera menjadi tuan rumah pabrik pertama produsen mobil China, BYD, di Eropa. [lt/ns]
Forum