Suara ledakan dan asam tebal membubung di cakrawala Gaza sepanjang hari Minggu (25/2), seiring masih terus berkecamuknya pertempuran di beberapa bagian di utara, sasaran pertama ofensif Israel sejak 7 Oktober lalu.
Lebih dari separuh kota yang awalnya berpenduduk 2,3 juta jiwa ini sudah mengungsi ke Rafah, kota paling selatan.
Warga melaporkan pertempuran di Zaytoun berlanjut hingga Minggu malam. Hal ini terjadi ketika Israel memantapkan rencana memperluas serangan ke Rafah, yang terletak di perbatasan Gaza dan Mesir.
Kelompok-kelompok bantuan telah mengingatkan bencana yang mungkin terjadi. Sementara Amerika dan sekutu-sekutu Israel meminta negara itu mencegah jatuhnya korban dari masyarakat sipil.
Media Israel hari Minggu melaporkan para perundingnya telah membuat kemajuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, dan pembebasan sisa sandera yang ditahan di Gaza.
Kelompok militan Hamas menyandera sekitar 250 orang ketika menyerang bagian selatan Israel pada 7 Oktober lalu. Lebih 100 sandera telah dibebaskan sebagai imbalan atas kesepakatan gencatan senjata bulan November lalu. Namun diperkirakan masih ada 130an sandera yang ditahan Hamas. Seperempat di antara sisa sandera diperkirakan telah tewas dalam berbagai pertempuran. Sementara serangan Hamas ke Israel ketika itu menewaskan 1.200 orang.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola Hamas, mengatakan hingga hari Minggu (25/2) 29.692 warga Palestina tewas dalam serangkaian serangan udara dan darat Israel ke Gaza. Dua per tiga korban tewas itu adalah perempuan dan anak-anak. Sementara lebih dari 70.000 orang lainnya luka-luka.
Israel mengatakan pasukannya telah menewaskan lebih dari 10.000 militan, tetapi tidak memberikan bukti apapun. [em/jm]
Forum