Tautan-tautan Akses

Patroli Perbatasan AS Bebaskan Ratusan Migran di Halte Bus Setelah San Diego Kehabisan Uang Bantuan


Seorang migran melompati pagar pembatas untuk masuk ke wilayah San Diego, California, AS, dari Tijuana, Meksiko, pada 1 Januari 2019. (Foto: AP/Daniel Ochoa de Olza)
Seorang migran melompati pagar pembatas untuk masuk ke wilayah San Diego, California, AS, dari Tijuana, Meksiko, pada 1 Januari 2019. (Foto: AP/Daniel Ochoa de Olza)

Ratusan migran diturunkan pada hari Jumat (23/2) lalu di halte bus San Diego, California, bukan di pusat penerimaan yang selama ini berfungsi sebagai tempat penampungan karena dana lokal habis lebih cepat dari perkiraan. Hal ini menunjukkan betapa buruknya kota terbesar di perbatasan selatan di Amerika Serikat itu berjuang untuk mengatasi masuknya migran dalam jumlah terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.

Para migran yang sebelumnya memiliki tempat yang aman untuk mengisi daya ponsel, menggunakan kamar mandi, makan, dan merencanakan perjalanan ke tempat-tempat lain di Amerika Serikat kini ditinggalkan di jalanan sementara kelompok-kelompok bantuan migran bergegas membantu sebisa mungkin dengan pengaturan darurat.

Bus Patroli Perbatasan yang membawa migran dari Senegal, China, Ekuador, Rwanda dan banyak negara lainnya tiba di luar pusat transit. Kelompok-kelompok bantuan migran mengatakan mereka akan diangkut dengan bus dari sana ke tempat parkir di mana mereka dapat mengisi daya ponsel mereka dan mendapatkan tumpangan ke bandara. Mayoritas migran menghabiskan hanya beberapa jam di San Diego sebelum mengambil penerbangan atau meminta seseorang menjemput mereka.

“Apakah kita di San Diego?” tanya Gabriel Guzman, 30, seorang pelukis dari Republik Dominika yang dibebaskan setelah melintasi perbatasan di pegunungan terpencil pada hari Kamis. Dia diberitahu agar menghadiri sidang pada bulan Juni di pengadilan imigrasi di Boston, di mana dia berharap bisa bekerja dan mendapatkan uang untuk dikirim ke ketiga anaknya.

Abd Boudeah, dari Mauritania, terbang ke Tijuana, Meksiko, melalui Nikaragua dan mengikuti migran lainnya hingga mencapai celah di perbatasan, di mana ia menyerahkan diri kepada penjaga perbatasan pada hari Kamis (22/2) setelah berjalan sekitar delapan jam. Mantan mahasiswa teknik molekuler ini mengatakan dia melarikan diri dari penganiayaan karena dirinya gay dan berencana untuk menetap di Chicago bersama sepupunya yang telah berada di AS selama 20 tahun.

“Saya sering memimpikan (momen) ini, dan syuklurlah, saya berada di sini,” kata Boudeah, 23, dalam bahasa Inggris yang sempurna.

Dari bulan Oktober hingga Januari, Patroli Perbatasan membebaskan lebih dari 500.000 migran dengan perintah untuk hadir di pengadilan imigrasi. Kelompok-kelompok bantuan migran umumnya mampu menyediakan tempat penampungan sementara, namun pelepasan di jalan sering kali terjadi. Pusat transit San Diego juga menjadi lokasi pelepasan migran berskala besar tahun lalu. [lt/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG