Beberapa bank Barat melakukan upaya lobi terhadap rencana Uni Eropa untuk mengalokasikan kembali bunga senilai miliaran euro dari aset-aset Rusia yang dibekukan, menurut sumber-sumber industri senior. Mereka khawatir tindakan tersebut dapat menyebabkan perselisihan hukum di kemudian yang akan menelan biaya besar.
Pada Kamis, para pemimpin Uni Eropa menyetujui kelanjutan alokasi dana hingga 3 miliar euro per tahun untuk pengadaan senjata ke Ukraina. Dana tersebut dianggap dapat digunakan dalam beberapa bulan. Uni Eropa terus mendukung perlawanan Kyiv terhadap Rusia, yang masih memiliki aset yang dibekukan.
Namun, beberapa bank khawatir bahwa Rusia akan meminta pertanggungjawaban mereka jika terlibat dalam transfer uang ke Ukraina. Rencana Uni Eropa tersebut juga bahkan dapat berdampak pada aset-aset yang terdapat di rekening individu dan perusahaan yang terkena sanksi.
Perpanjangan tersebut belum diajukan oleh Uni Eropa.
Sumber tersebut juga khawatir bahwa proposal itu akan menyebabkan erosi kepercayaan yang lebih luas terhadap sistem perbankan Barat.
Sumber-sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah ini, mengatakan bahwa mereka menyampaikan kekhawatiran kepada para pembuat kebijakan di Inggris dan zona euro. Mereka juga mengingatkan adanya potensi hukum ketika sanksi anti-Rusia pada akhirnya dilonggarkan atau dicabut.
Rusia mengatakan setiap upaya untuk mengambil modal atau asetnya adalah tindakan “bandit” yang akan mengakibatkan tindakan hukum selama puluhan tahun terhadap semua pihak yang terlibat. Moskow berulang kali mengancam akan membalas jika aset atau pendapatannya diambil alih.
Euroclear memiliki sekuritas dan uang tunai bank sentral Rusia yang setara dengan 190 miliar euro. Bank-bank Barat juga memiliki aset miliaran euro, pound, dan dolar yang dimiliki oleh perusahaan dan individu yang terkena sanksi.
Pada tahun lalu, Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, menyatakan bahwa lebih dari 3,5 juta warga Rusia memiliki aset yang dibekukan di luar negeri senilai sekitar 1,5 triliun rubel ($16,32 miliar).
Perusahaan penyimpanan sekuritas sentral yang berbasis di Belgia juga akan diberi izin untuk sementara menahan 10 persen dari keuntungan aset Rusia yang terbengkalai sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan litigasi.
Berdasarkan rencana Uni Eropa, sekitar 90 persen uang tunai yang disita akan disalurkan melalui Fasilitas Perdamaian Eropa untuk membeli senjata bagi Ukraina. Sisanya akan digunakan untuk pemulihan dan rekonstruksi.
Undang-undang sanksi Uni Eropa, Inggris, dan AS biasanya mengatur pembekuan aset yang dimiliki oleh pihak-pihak yang ditunjuk, tetapi tidak termasuk penyitaan. Aset dapat disita berdasarkan hukum Inggris, tetapi hanya jika dianggap sebagai hasil kejahatan.
Sumber tersebut mengatakan pemilik aset berpotensi menolak tindakan pemberian izin penyitaan dan redistribusi bunga yang diperoleh dari aset-aset tersebut, kata sumber itu.
Salah satu sumber memperingatkan preseden yang akan ditimbulkan oleh proposal ini dan "persenjataan cadangan dan aset yang dimiliki asing."
Rusia sendiri telah menyita aset perusahaan-perusahaan Barat, mengganti manajemen baru, dan memaksa perusahaan yang hendak hengkang untuk menjual dengan diskon besar sebagai tanggapan terhadap sanksi Barat.
Moskow mengatakan bahwa penyitaan apa pun akan menjadi pukulan terhadap hak properti, merusak kepercayaan terhadap obligasi dan mata uang Barat, serta merusak kepercayaan antarbank sentral.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan pada pekan ini bahwa proposal Uni Eropa tersebut akan merusak prinsip-prinsip hukum internasional dan memperingatkan tentang potensi dampak yang tak terhindarkan di Eropa serta kemungkinan konsekuensi hukum yang berkepanjangan selama beberapa dekade.
“Orang-orang Eropa sangat sadar akan dampak buruk yang ditimbulkan oleh keputusan tersebut terhadap perekonomian dan citra mereka, reputasi mereka sebagai penjamin properti yang tidak dapat diganggu gugat,” kata Peskov kepada wartawan. [ah/ft]
Forum