Saat Ukraina menyalahkan kekurangan amunisi sebagai penyebab direbutnya wilayahnya oleh Rusia baru-baru ini, DPR AS yang dipimpin partai Republik gagal memberikan bantuan yang sangat diperlukan Kyiv. Mereka menolak melakukan pemungutan suara terhadap RUU pengeluaran darurat yang telah disetujui Senat, yang mencakup $60 miliar bantuan untuk Ukraina.
“Tak seorang pun setuju dengan apa yang dilakukan Putin. Tetapi ketika kita mengambil uang pajak yang diperoleh dengan susah payah dan mengirimnya sejauh 8.000 kilometer tanpa ada tanda-tanda perang akan berakhir – sementara perbatasan kita terbuka lebar dan warga negara Amerika kita dibunuh di jalan-jalan – ini masalah," kata Scott Perry, Republikan dari Pennsylvania.
Namun, sebagian besar dana yang telah disetujui para legislator untuk mempersenjatai Ukraina tidak tersalur langsung ke sana. Dana itu dibelanjakan di AS, di pabrik-pabrik seperti di York, Pennsylvania, pabrik di distrik anggota Kongres yang digunakan untuk membuat senjata baru dan menggantikan senjata lama yang dikirim ke Kyiv dari persediaan AS.
Pabrik di York adalah satu dari puluhan fasilitas industri pertahanan yang diberi dana Kongres untuk mendukung perjuangan Ukraina.
Mackenzie Eaglen adalah peneliti senior di American Enterprise Institute. Ia mengatakan berbagai fasilitas itu berkisar dari pabrik milik swasta, laboratorium milik pemerintah, hingga pabrik amunisi yang berasal dari era Perang Dunia I atau Perang Dunia II yang sangat membutuhkan modernisasi.
VOA mendapat akses yang jarang diberikan ke Pabrik Amunisi Angkatan Darat Scranton, sekitar tiga jam perjalanan di utara York, untuk melihat langsung bagaimana dana pajak tersebut dibelanjakan.
Di sana, batang-batang baja dicetak di tungku-tungku, ditempa menjadi cangkang peluru artileri 155 mm. Cangkang itu didinginkan, diperiksa dan dicat untuk mencegah karat sebelum dikirim untuk dikemas dengan bahan peledak.
Produksi di sana meningkat dua kali lipat dari 14 ribu cangkang 155 mm per bulan pada awal perang di Ukraina menjadi 28 ribu per bulan sekarang ini. Kontraktor pabrik itu, General Dynamics, mengatakan bahwa angka tersebut akan melonjak menjadi 36 ribu per bulan sewaktu jalur produksi baru di pabrik di dekatnya mulai beroperasi dalam beberapa pekan lagi.
Rich Hansen, yang mengawasi pabrik itu untuk Angkatan Darat, mengatakan, $418 juta dari uang pajak mendanai 20 proyek modernisasi di sana.
"Jumlah karyawan pasti meningkat, dan saya percaya General Dynamics mengatakan akan meningkatkannya untuk menyamai jalur produksi yang kami pasang di sini," katanya.
Ada lebih dari 200 lapangan kerja baru di pabrik itu saja. Namun seorang petinggi General Dynamics mengatakan kepada VOA bahwa lapangan kerja baru itu tidak akan tersedia tanpa peningkatan dana dari Kongres.
Matt Cartwright, Demokrat dari Pennsylvania, mengatakan bahwa lapangan kerja tersebut akan membawa perubahan di tempat-tempat seperti Scranton.
“Ini akan berdampak positif. Scranton, Pennsylvania Timur Laut, telah terguncang secara ekonomi," ujarnya.
Meskipun lapangan kerja penting, yang lebih penting lagi adalah memastikan bahwa AS tidak berpaling dari Ukraina, lanjut Cartwright.
Angkatan Darat AS mengatakan pihaknya perlu memproduksi 100 ribu peluru 155 mm per bulan, mulai 2025, untuk menggantikan 2 juta lebih peluru yang telah dikirim AS ke Ukraina, dan untuk memberi Kyiv cukup banyak peluru untuk membela diri. Industri pertahanan AS tidak akan mencapai target itu tanpa dana tambahan dari Kongres, kata para pejabat pertahanan. [uh/ab]
Forum