Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Selasa mengatakan “sangat penting” untuk mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina.
Pernyataan itu disampaikan saat dia berkunjung ke pabrik senjata di Versailles bersama Menteri Pertahanan Prancis Sébastien Lecornu.
“Saya pikir apa yang telah dibangun oleh Menteri Lecornu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, dan lainnya sungguh luar biasa, baik dalam menyediakan sistem artileri, amunisi, maupun pertahanan udara yang hingga saat ini telah membantu memastikan bahwa Ukraina dapat melawan secara efektif agresi Rusia. Selama 30 tahun atau lebih keterlibatan saya dalam isu ini, saya belum pernah melihat contoh yang lebih baik mengenai pembagian beban antara Amerika Serikat dan mitra-mitranya daripada yang telah kita saksikan di Ukraina.”
Para pejabat pertahanan terus memperingatkan bahwa Ukraina masih kalah besar dalam hal persenjataan dibandingkan Rusia di medan perang. Mereka mencatat adanya laporan yang terus-menerus mengenai pasukan Ukraina yang menjatah atau kehabisan amunisi di garis depan.
Bulan lalu, pasukan Ukraina menarik diri dari kota Avdiivka di bagian timur, di mana pasukan yang kalah dalam hal jumlah berhasil menahan serangan Rusia selama empat bulan.
Kembali Blinken mengatakan, “Ukraina, yang diperkirakan banyak orang akan jatuh dalam hitungan hari, masih tetap kokoh. Namun kita berada pada momen kritis di mana sangatlah penting untuk menyediakan apa yang dibutuhkan rakyat Ukraina untuk mempertahankan diri, khususnya dalam hal amunisi dan pertahanan udara.”
“Jadi, ada tantangan jangka pendek yang harus kita atasi bersama-sama,” tambah Blinken, seraya menambahkan, “Ini adalah alasan lain mengapa permintaan anggaran tambahan yang diajukan Presiden Biden kepada Kongres harus dipenuhi secepat mungkin.”
Blinken mengatakan anggaran tambahan untuk Ukraina itu “sekarang sangat diperlukan.” Menurutnya, bantuan untuk Ukraina ini juga merupakan investasi.
Para prajurit Ukarina mengeluh karena kehabisan amunisi saat mereka menghadapi rentetan serangan udara yang terus-menerus dari bom luncur, senjata-senjata besar dari era Soviet yang dilengkapi dengan sistem sasaran navigasi, yang menghancurkan semua benda di sekitar ledakan, serta drone peledak penginderaan gerak yang dapat memasuki gedung dan memburu personel.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa mengatakan lebih dari 3,2 juta orang telah menerima paspor Rusia di wilayah-wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia.
Putin memberikan pernyataan itu pada pertemuan dengan para petugas penegak hukum di Moskow. “Dalam situasi yang paling sulit, ketika permusuhan terus berlanjut, lebih dari 3.200.000 penduduk Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk, wilayah Zaporizhzhia dan wilayah Kherson telah menerima paspor sebagai warga negara Federasi Rusia.”
“Prinsipnya adalah hanya mereka yang menghormati tradisi, bahasa, budaya, dan sejarah kami yang bisa datang dan tinggal serta bekerja di Rusia,” tambah Putin.
“Prinsip ini harus tegas,” pungkasnya. [lt/ka]
Forum