Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo Subianto, Kamis (18/4), sewaktu Beijing berupaya meningkatkan pengaruh regionalnya.
Pertemuan tersebut terjadi setelah Prabowo mengunjungi Beijing bulan ini di mana Presiden China Xi Jinping memuji hubungan dengan Jakarta, dan memaparkan visi perdamaian regional ketika ketegangan meningkat antara Beijing dan negara-negara tetangga di Asia Tenggara lainnya – termasuk Filipina -- mengenai sengketa Laut China Selatan.
Dalam pertemuan dengan Jokowi, menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Wang membahas kemitraan ekonomi lebih lanjut, termasuk kemungkinan investasi di sektor transportasi di ibu kota baru negara dan industri petrokimia di Provinsi Kalimantan Utara.
Wang juga bertemu dengan presiden terpilih yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Menurut Kementerian Luar Negeri, mereka membahas rencana untuk mengadakan latihan militer bersama antara kedua negara tanpa memberikan rincian.
Prabowo, yang meraih kemenangan meyakinkan pada putaran pertama pemilihan presiden pada Februari telah menyuarakan dukungan untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan Beijing.
Wang juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Kamis pagi sebelum mengunjungi Jokowi, di istana kepresidenan dan kemudian mengunjungi Prabowo di Kementerian Pertahanan.
Retno mengatakan, Jokowi dan Wang menyatakan keinginan mereka untuk perdamaian dan stabilitas regional, dan berulang kali menyerukan deeskalasi dan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas.
“Bapak Presiden menekankan bahwa tidak seorang pun ingin melihat adanya eskalasi,” katanya kepada wartawan usai pertemuan.
“Posisi China dan Indonesia sama dalam masalah ini dan Bapak Presiden juga menyampaikan keyakinannya bahwa China juga akan menggunakan pengaruhnya untuk mencegah eskalasi.”
Menlu Wang dijadwalkan akan memimpin sesi Mekanisme Kerja Sama Dialog Tingkat Tinggi China-Indonesia pada hari Jumat sebelum melakukan perjalanan ke Kamboja dan Papua Nugini.
China adalah salah satu sumber investasi asing langsung terbesar di Indonesia dan telah menggelontorkan miliaran dolar untuk proyek-proyek di Tanah Air.
Kebijakan luar negeri Indonesia biasanya netral dan Indonesia menghadapi ketegangan diplomatik dalam hubungan antara China dan AS, yang sedang kesal karena perdagangan, Ukraina, Timur Tengah, Taiwan, dan Laut China Selatan.
Perusahaan-perusahaan China telah menghabiskan banyak uang untuk mengekstraksi sumber daya alam Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, khususnya sektor nikel di mana pengeluaran Beijing telah memicu keresahan mengenai gaji dan kondisi kerja.
Indonesia meresmikan jalur kereta api berkecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara tahun lalu, yang juga merupakan proyek bernilai miliaran dolar yang didukung oleh Beijing. [ab/uh]
Forum