Junta Myanmar pada hari Rabu (8/5) menolak permintaan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin demokrasi Aung San Suu Kyi, yang telah ditahan sejak kudeta 2021.
Suu Kyi sebagian besar tidak terlihat sejak militer menahannya saat mereka merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta yang telah menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan.
Junta telah menolak banyak permintaan para pemimpin dan diplomat asing untuk bertemu dengan peraih Nobel berusia 78 tahun itu, yang dilaporkan menderita masalah kesehatan selama lebih dari tiga tahun ditahan.
Pada Selasa (8/5), Hun Sen, yang memerintah Kamboja selama hampir empat dekade sebelum mengundurkan diri tahun lalu, mengatakan dia telah meminta pertemuan dengan Suu Kyi selama pembicaraan video dengan ketua junta Min Aung Hlaing.
Namun junta “tidak punya alasan untuk memfasilitasinya saat ini,” kata juru bicara junta Zaw Min Tun dalam pesan audio yang dirilis oleh tim informasi militer.
Militer akan menyelenggarakan pemilu baru yang dijanjikan namun twlah lama tertunda, “tanpa gagal,” katanya, tanpa memberikan rincian.
“Kami akan menghindari hal-hal yang dapat menunda atau mengganggu proses pada masa depan.”
Sejak penahanannya, satu-satunya pertemuan Suu Kyi dengan utusan asing yang diketahui terjadi pada bulan Juli tahun lalu, ketika Menteri Luar Negeri Thailand saat itu, Don Pramudwinai mengatakan bahwa dia telah bertemu dengannya selama lebih dari satu jam.
Suu Kyi menjalani hukuman 27 tahun penjara yang dijatuhkan oleh pengadilan junta setelah persidangan tersebut dikecam oleh kelompok hak asasi manusia karena dianggap palsu dan hanya dipakai untuk menghalanginya berpolitik. [lt/jm]
Forum