Peru akan menjadi negara kedua yang keluar dari program bantuan IMF akhir bulan ini, demikian menurut pemberi pinjaman yang berbasis di Washington, Selasa (21/5), dengan alasan “fundamental ekonomi yang kuat.”
Negara Amerika Selatan ini akan keluar dari Flexible Credit Line (FCL) ketika habis masa berlakunya pada hari Minggu, kata Dana Moneter Internasional (IMF) dalam sebuah pernyataan. Ini membuat Peru menjadi negara kedua yang keluar dari program ini setelah Polandia keluar pertama kali pada tahun 2017.
Dana Moneter Internasional (IMF) membentuk FCL pada tahun 2009 untuk memberikan dukungan keuangan kepada negara-negara berkembang dengan fundamental ekonomi makro yang kuat, membantu mereka memenuhi kebutuhan neraca pembayaran selama masa krisis dan meningkatkan kepercayaan pasar.
Peru memasuki program FCL IMF pada awal pandemi COVID-19 pada Mei 2020, dengan membuka jalur kredit darurat yang tidak pernah digunakan, sekitar $10 miliar yang kemudian dikurangi separuhnya.
“Dewan Eksekutif IMF memuji pihak berwenang atas fundamental ekonomi yang sangat kuat dan kerangka kerja kebijakan institusional, rekam jejak yang berkelanjutan dalam menerapkan kebijakan ekonomi makro yang sangat kuat meskipun ada gejolak politik,” kata IMF dalam sebuah pernyataan.
Dalam sebuah perkiraan ekonomi yang diperbarui, IMF mengatakan bahwa pihaknya sekarang memperkirakan ekonomi Peru akan pulih dari tantangan kembar tahun lalu yaitu “guncangan terkait iklim dan gejolak sosial” dan tumbuh sebesar 2,5 persen tahun ini.
Pertumbuhan ini akan “didukung oleh pemulihan yang kuat di sektor pertanian dan perikanan, momentum yang berkelanjutan di sektor pertambangan, dan sikap kebijakan moneter yang lebih longgar,” lanjutnya, dengan menambahkan bahwa inflasi juga diperkirakan akan menurun. [my/jm]
Terkait
Paling Populer
1
Forum