Bertahun-tahun pasca pemerintahan Caesar, seekor kera muda melakukan perjalanan yang membuatnya mempertanyakan apa yang telah diajarkan kepadanya tentang masa lalu.
Hal ini membuatnya bimbang dalam menentukan pilihan masa depan kera dan manusia. Semua ini diceritakan dalam film arahan sutradara Wes Ball, berjudul “Kingdom of the Planet of the Apes.
Lewat acara pemutaran perdana film “Kingdom of the Planet of the Apes” belum lama ini di Los Angeles, aktor Owen Teague yang memerankan tokoh kera muda bernama Noa, Freya Allan, yang memerankan perempuan muda bernama Mae, dan Kevin Durand yang memerankan tokoh Proximus Caesar, sempat membahas mengenai tantangan dalam berakting dengan menggunakan performance capture technology atau teknologi yang bisa menangkap gerak-gerik, serta raut wajah aktor.
Owen Teague mengatakan bahwa sebagian besar tantangan yang ia hadapi dalam penggarapan film ini adalah masalah logistik. Namun, hal itu tidak memengaruhi atau mengubah caranya dalam memainkan tokoh yang ia perankan.
"Teknologi ini sebenarnya tidak banyak mengubah apa pun selain fakta bahwa, sering kali Anda harus melepas kamera di wajah Anda, karena Anda harus mendekati seseorang atau, Anda tidak bisa mendekati seseorang karena Anda harus tetap menggunakan kamera di wajah Anda," ujar Owen Teague kepada Associated Press.
"Jadi ada hal-hal logistik seperti itu yang harus Anda pikirkan. Selain itu, tentunya ketika Anda tahu kapan harus ke kamar mandi," tambahnya.
Awalnya, aktor Kevin Durand mengira bahwa teknologi ini akan membuatnya merasa terkekang. Namun, ternyata, ia bisa melarikan diri dalam imajinasinya dan menjadi makhluk yang sama sekali berbeda.
"Kami mempelajari perbedaan anatomi antara manusia dan spesies kera, bonobo. Tulang rusuk dan pinggulnya sangat berdekatan. Dan Anda hanya belajar mengenai bagaimana bergerak seperti kera. Dan kemudian tiba-tiba suara kera yang saya perankan muncul begitu saja," jelas Kevin Durant.
"Saya merasa bisa mengubah dirinya dan masuk ke dalam karakter yang ia perankan. Setelah itu saya kembali lagi ke dunia manusia yang nyata. Menurut saya malah lebih menyenangkan menjadi seekor kera," tambahnya.
Namun, bagi Freya Allan, yang memerankan seorang manusia, sulit baginya untuk mengabaikan teknologi yang terpasang pada lawan mainnya dan fokus pada karakternya sendiri.
"Saya harus mengingat garis matanya dan semua elemen teknis yang ada, kemudian berkonsentrasi pada apa yang saya rasakan. Itu adalah tugas yang sulit. Rasanya seperti kembali ke masa kecilnya, di mana ia harus berimajinasi.
Sutradara Wes Ball sempat menjadi sorotan ketika dia mengumumkan bahwa dia berencana untuk merilis versi mentah dari film tersebut, yang menunjukkan rekaman asli dari para aktor tanpa tambahan efek visual.
"Menurut saya, orang-orang tidak memahami tingkat seni yang ada dalam pembuatan film-film ini. Secara keseluruhan, film ini banyak menampilkan efek visual. Lalu juga ada banyak hal dalam produksi yang mereka bangun, yang menurutnya, orang-orang khususnya para penggemar akan menyukainya," ujar Wes Ball.
Owen Teague sangat mendukung ketika mendengar rencana tersebut.
"Ini akan menjadi informasi yang informatif bagi banyak orang. Mereka akan mengerti mengenai proses penggarapan film ini, serta (cerita dibalik) penampilan dari para keranya," ujarnya.
Kathryn Newton, yang juga hadir di acara karpet merah untuk mendukung Kevin Durand, yang adalah lawan mainnya dalam film "Abigail", mengatakan bahwa ia sangat terkesan dengan efek-efek tersebut. Ia bahkan berharap dapat bermain dalam film ini.
Situs Deadline menyebut, hingga artikel ini dirilis, film "Kingdom of the Planet of the Apes" sudah meraup penghasilan lebih dari 4,8 triliun rupiah di seluruh dunia. [di/ii]
Forum