Amerika Serikat (AS), Jumat (21/6), mengumumkan sanksi terhadap 12 petinggi perusahaan keamanan siber Kaspersky Lab yang berbasis di Rusia. Langkah tersebut diambil sehari setelah larangan penjualan perangkat lunak antivirus mereka, dengan alasan keamanan nasional.
Sanksi yang meluas tersebut menargetkan banyak pemimpin paling senior di Kaspersky Lab, termasuk kepala operasional (chief operating officer/COO). Namun tidak menargetkan chief executive dan perusahaan itu sendiri, seperti yang diumumkan oleh Departemen Keuangan dalam pernyataannya.
“Tindakan hari ini terhadap kepemimpinan Kaspersky Lab menggarisbawahi komitmen kami untuk memastikan integritas domain siber kami dan untuk melindungi warga negara kami dari ancaman siber yang berbahaya,” kata Wakil Menteri Urusan Terorisme dan Intelijen Keuangan Departemen Keuangan AS, Brian Nelson.
“Amerika Serikat (AS) akan mengambil tindakan jika diperlukan untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang berusaha memfasilitasi atau memungkinkan kegiatan-kegiatan ini,” tambahnya.
Sanksi Departemen Keuangan tersebut dikeluarkan sehari setelah Departemen Perdagangan mengatakan pihaknya melarang perusahaan keamanan siber yang berkantor pusat di Moskow menyediakan produk antivirus populernya AS.
Pengumuman tersebut muncul setelah penyelidikan yang berlangsung lama. Departemen Perdagangan, menemukan bahwa "aktivitas terus-menerus Kaspersky di AS menimbulkan risiko keamanan nasional karena kemampuan siber ofensif pemerintah Rusia dan potensi mereka untuk memengaruhi atau mengontrol operasi Kaspersky."
Langkah tersebut merupakan tindakan pertama yang diambil sejak perintah eksekutif yang dikeluarkan pada masa kepresidenan Donald Trump memberi Departemen Perdagangan wewenang untuk menyelidiki apakah perusahaan tertentu menimbulkan risiko keamanan nasional.
Dalam pernyataannya kepada AFP, Kaspersky menyatakan bahwa sanksi yang diberlakukan oleh Kementerian Keuangan "tidak dapat dibenarkan dan tidak memiliki dasar," serta menambahkan bahwa sanksi tersebut didasarkan pada kekhawatiran geopolitik dan bukan pada "evaluasi komprehensif" terhadap integritas produk dan operasinya.
“Baik Kaspersky maupun tim manajemennya tidak memiliki hubungan apa pun dengan pemerintah mana pun,” lanjutnya. Mereka menyebut tuduhan Departemen Keuangan sebagai “murni spekulasi, yang tidak memiliki bukti nyata mengenai ancaman terhadap keamanan nasional AS.”
Moskow mengecam keputusan untuk melarang penjualan perangkat lunak antivirus Kaspersky.
“Kaspersky Lab adalah perusahaan yang sangat-sangat kompetitif di tingkat internasional,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Jumat.
"Ini adalah metode persaingan tidak sehat favorit Amerika Serikat. Mereka selalu menggunakan taktik seperti itu."
Tidak Dapat Diterima
Matthew Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, menyatakan pada hari Jumat bahwa risiko yang dianggap "tidak dapat diterima" adalah bahwa perusahaan tersebut berada di bawah "yurisdiksi, kendali, atau arahan pemerintah Rusia, yang dapat memanfaatkan akses khusus untuk memperoleh data sensitif."
Matthew Miller menambahkan bahwa situasi ini menciptakan “risiko yang tidak dapat diterima terhadap keamanan nasional AS atau keselamatan dan keamanan warga AS.”
Meskipun Kaspersky berkantor pusat di Moskow, Kaspersky memiliki kantor di 31 negara di seluruh dunia, melayani lebih dari 400 juta pengguna dan 270.000 klien korporat di lebih dari 200 negara, menurut Departemen Perdagangan.
Sanksi terbaru tersebyt menargetkan banyak pemimpin senior di Kaspersky, termasuk chief operating officer Andrei Tikhonov dan chief legal officer Igor Chekunov, kata Departemen Keuangan.
Sejumlah pejabat lain yang dikenai sanksi termasuk wakil CEO perusahaan Daniil Borshchev, kepala pengembangan bisnis dan anggota dewan Andrei Efremov, serta kepala komunikasi korporat, Denis Zenkin. [ah/ft]
Forum