Tautan-tautan Akses

AS Larang Piranti Lunak Antivirus Rusia “Kaspersky”


Pemandangan dari markas Kaspersky Lab, perusahaan software antivirus terkemuka asal Rusia, di Moskow pada 25 Oktober 2017. (Foto: AFP/Kirill Kudryavtsev)
Pemandangan dari markas Kaspersky Lab, perusahaan software antivirus terkemuka asal Rusia, di Moskow pada 25 Oktober 2017. (Foto: AFP/Kirill Kudryavtsev)

Pemerintahan Presiden Joe Biden pada Kamis (20/6) melarang perusahaan keamanan siber yang berkantor di Rusia, Kaspersky, untuk menyediakan produk antivirusnya yang populer di Amerika Serikat karena masalah keamanan nasional.

Departemen Perdagangan AS mengatakan "Kaspersky secara umum tidak lagi dapat – di antara kegiatan lainnya – menjual perangkat lunaknya di Amerika Serikat atau melakukan pembaruan perangkat lunak yang sudah digunakan."

Pengumuman tersebut muncul setelah penyelidikan panjang mendapati bahwa "kelanjutan operasi Kaspersky di AS menimbulkan risiko keamanan nasional karena kemampuan siber ofensif pemerintah Rusia dan kapasitasnya mempengaruhi atau mengarahkan operasi Kaspersky," tambah pernyataan itu.

"Rusia telah berkali-kali menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan dan niat untuk mengeksploitasi perusahaan-perusahaan Rusia, seperti Kaspersky Lab, untuk mengumpulkan dan mempersenjatai informasi sensitif AS," ujar Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo.

Bantahan Kaspersky

Kaspersky, dalam sebuah pernyataan kepada AFP, mengatakan Departemen Perdagangan "membuat keputusannya berdasarkan iklim geopolitik saat ini dan kekhawatiran teoritis semata," dan berjanji untuk "mengupayakan semua opsi yang tersedia secara hukum untuk mempertahankan operasi dan hubungannya saat ini."

"Kaspersky tidak terlibat dalam kegiatan yang mengancam keamanan nasional AS dan, pada kenyataannya, telah memberikan kontribusi yang signifikan dengan pelaporan dan perlindungan dari berbagai ancaman yang menargetkan kepentingan dan sekutu AS," kata perusahaan itu.

Langkah itu merupakan tindakan pertama yang dilakukan sejak perintah eksekutif yang dikeluarkan di bawah kepresidenan Donald Trump, yang memberikan wewenang kepada Departemen Perdagangan untuk menyelidiki apakah suatu perusahaan tertentu menimbulkan risiko keamanan nasional atau tidak.

Raimondo mengatakan tindakan Departemen Perdagangan menunjukkan kepada musuh-musuh Amerika Serikat bahwa mereka tidak akan ragu-ragu untuk mengambil tindakan ketika "teknologi mereka (negara-negara musuh.red) menimbulkan risiko bagi Amerika dan warganya."

Meskipun berkantor pusat di Moskow, Kaspersky memiliki kantor di 31 negara di seluruh dunia, melayani lebih dari 400 juta pengguna dan 270.000 klien korporat di lebih dari 200 negara, demikian ungkap Departemen Perdagangan.

Tiga entitas terkait

Selain melarang penjualan perangkat lunak antivirus Kaspersky, Departemen Perdagangan AS juga menambahkan tiga entitas yang terkait dengan perusahaan tersebut ke dalam daftar perusahaan yang dianggap sebagai masalah keamanan nasional, "karena kerja sama mereka dengan otoritas militer dan intelijen Rusia untuk mendukung tujuan intelijen siber pemerintah Rusia."

Departemen Perdagangan mengatakan pihaknya "sangat menganjurkan" para pengguna untuk beralih ke vendor baru, meskipun keputusannya tidak melarang mereka untuk menggunakan perangkat lunak tersebut jika mereka memilih untuk melakukannya.

Kaspersky diizinkan untuk melanjutkan operasi tertentu di Amerika Serikat termasuk menyediakan pembaruan antivirus, hingga 29 September, "untuk meminimalkan gangguan pada konsumen dan bisnis AS dan memberi mereka waktu untuk menemukan alternatif yang sesuai," tambah pernyataan Departemen Perdagangan itu. [em/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG