Jepang menerapkan regulasi baru terkait Gunung Fuji, yang akan menetapkan kuota bagi wisatawan saat musim pendakian dimulai pada Senin (1/7). Langkah tersebut diambil untuk mengurangi risiko lonjakan turis di jalur pendakian gunung berapi paling populer di Jepang tersebut
Para pendaki yang menggunakan jalur pendakian Yoshida akan dikenakan biaya masuk sebesar 2.000 yen atau sekitar Rp213.000 ditambah dengan sumbangan opsional. Jumlah pendaki yang diizinkan setiap harinya dibatasi hanya 4.000 orang.
Pihak berwenang juga menerapkan sistem reservasi online pada tahun ini untuk mengatasi kekhawatiran terhadap keselamatan dan dampak lingkungan di gunung tertinggi di Jepang tersebut.
"Saya sangat mendukung ide itu karena menghormati gunung berarti juga membatasi jumlah pengunjungnya," ujar Chetna Joshi kepada AFP di Stasiun Kelima, titik awal yang ramai dikunjungi oleh pendaki yang dapat diakses dengan mobil.
Pria India berusia 47 tahun itu juga membandingkan kerumunan orang di Gunung Fuji belakangan ini seperti "macetnya lalu lintas" di puncak Gunung Everest bagi para pendaki.
Setelah pandemi, jumlah wisatawan yang memadati Jepang mencatat rekor, banyak yang ingin melihat atau bahkan mendaki Gunung Fuji.
Gunung tersebut kebanyakan tertutup salju sepanjang tahun. Namun selalu menjadi daya tarik bagi lebih dari 220.000 pengunjung setiap musim pendakian yang jatuh pada Juli-September. Banyak wisatawan yang bahkan rela berjalan kaki sepanjang malam hanya untuk melihat matahari terbit dari puncak gunung dengan ketinggian 3.776 meter tersebut.
Gunung yang dulunya merupakan tempat ziarah itu memiliki tiga rute utama lainnya yang tetap bisa didaki secara gratis.
Namun Jalur Yoshida, yang bisa dijangkau dengan mudah dari Tokyo, menjadi pilihan utama bagi sebagian besar wisatawan, dengan sekitar 60 persen dari mereka memilih jalur ini.
Setiap tahunnya, media-media Jepang melaporkan tentang wisatawan yang naik Gunung Fuji tanpa persiapan pendakian yang memadai.
Sebagai peringatan akan bahaya yang terkait, media lokal melaporkan penemuan empat korban tewas di sekitar puncak gunung minggu lalu.
Tempat Wisata
Pengunjung bulanan ke Jepang melebihi tiga juta untuk pertama kalinya pada Maret, dan kemudian angka serupa kembali tercatat pada April dan Mei.
Menurut Menteri Pariwisata, Jepang optimis dapat mencapai tujuan ambisiusnya untuk menarik 60 juta wisatawan asing, setelah tahun lalu menyambut lebih dari 25 juta wisatawan.
Fuji dapat ditempuh sekitar dua jam perjalanan dengan kereta api dari pusat kota Tokyo. Namun gunung itu dapat terlihat jelas dari jarak jauh.
Namun seperti di tempat wisata lainnya, seperti Venesia di Italia yang baru-baru ini memulai uji coba biaya masuk untuk pengunjung harian, kedatangan wisatawan tersebut tidak diterima dengan baik oleh semua pihak.
Pada Mei, sebuah kota di sekitar Gunung Fuji memasang pagar besar di tempat populer untuk melihat gunung berapi itu. Langkah ini diambil untuk menghalangi lonjakan jumlah wisatawan yang ingin mengambil foto di lokasi tersebut.
Para penduduk sudah muak dengan arus pengunjung, kebanyakan dari luar negeri, yang membuang sampah, masuk tanpa izin, dan melanggar aturan lalu lintas untuk mengambil foto untuk dibagikan di media sosial.
Masalah yang serupa juga terjadi di Kyoto, bekas ibu kota Jepang, di mana warga setempat mengeluh tentang perilaku para wisatawan yang mengganggu para geisha terkenal di kota itu. [ah/rs]
Forum