Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan akan menyampaikan pidato di hadapan Kongres AS pada Rabu (24/7). Pidato itu diberikan saat ia menghadapi tekanan besar untuk segera menyetujui perjanjian gencatan senjata dalam konflik dengan Hamas di Gaza.
Netanyahu, perdana menteri terlama di Israel, akan menjadi pemimpin asing pertama yang berpidato di pertemuan gabungan kedua majelis sebanyak empat kali, melampaui perdana menteri Inggris legendaris Winston Churchill yang pernah menyampaikan pidato sebanyak tiga kali.
Namun, para analis menyatakan bahwa perang Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober telah menyebabkan memanasnya hubungan Israel dan AS, yang merupakan pendukung utama militer dan diplomatik Israel.
Washington khawatir mengenai potensi reaksi balik atas meningkatnya jumlah korban sipil di Jalur Gaza, sementara protes di Israel oleh keluarga sandera yang ditahan oleh Hamas juga menambah kesulitan bagi Netanyahu.
Presiden AS Joe Biden dan beberapa menteri Israel menyatakan bahwa kesepakatan yang dinegosiasikan melalui mediator Qatar, Mesir, dan AS mungkin akan tercapai. Berdasarkan skenario yang disusun pada Mei, kedua belah pihak akan menggelar gencatan senjata selama enam minggu, selain itu akan ada penukaran beberapa sandera Israel dengan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Jumat (19/7) bahwa para perunding “berada di dalam garis 10 yard dan bergerak menuju garis gawang”.
Namun Hamas menuduh Netanyahu berusaha menghalangi kesepakatan itu dan Blinken mengatakan dia ingin "mencapai garis akhir" ketika Netanyahu berada di Washington.
Pertemuan antara Netanyahu dan Biden masih belum dapat dikonfirmasi.
Tekanan Ganda
Israel telah meningkatkan serangan udaranya di Gaza dalam beberapa pekan terakhir. Netanyahu menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk membebaskan sandera dan mengalahkan Hamas adalah melalui tekanan militer.
“Tekanan ganda ini tidak menunda kesepakatan, tetapi justru memajukan kesepakatan,” kata Netanyahu kepada pasukan di Gaza pada Kamis (18/7).
Secara terbuka, Biden menyatakan dukungannya untuk Israel. Namun dia menyatakan keprihatinannya atas serangan di kota Rafah di selatan pada Mei dan untuk sementara waktu menghentikan pengiriman bom berat ke Israel. Pasokan bom seberat 2.000 pon atau setara dengan 907 kg masih diembargo.
“Suasananya belum pernah sedemikian mencekam,” kata pakar Dewan Hubungan Luar Negeri Timur Tengah, Steven Cook.
“Jelas ada ketegangan dalam hubungan, terutama antara Gedung Putih dan perdana menteri Israel,” kata Cook.
Retorika Politik
Meskipun Partai Republik AS mendorong untuk mengundang Netanyahu berpidato di Kongres, tetapi dia telah kehilangan dukungan dari Partai Demokrat.
Seorang senator Yahudi, Brian Schatz dari Hawaii dari Partai Demokrat, mengumumkan bahwa ia akan memboikot pidato pada Rabu tersebut. Ia mengatakan tidak akan mendengarkan "retorika politik yang tidak akan membawa perdamaian di wilayah tersebut".
Netanyahu mengatakan setelah diundang lagi ke Kongres bahwa dia akan "menyajikan kebenaran tentang perang kita yang adil melawan mereka yang berusaha menghancurkan kita".
Cook mengatakan bahwa Netanyahu memiliki dua tujuan untuk kunjungannya ke Washington.
Pertama, untuk menunjukkan bahwa ia tidak “merusak” hubungan Israel dengan AS.
Netanyahu juga "akan berusaha mengalihkan pembicaraan dari konflik di Gaza ke arah ancaman yang ditimbulkan oleh Iran dan proksinya" terhadap Israel dan Amerika Serikat, tambah Cook.
Banyak perhatian akan tertuju pada apakah Netanyahu akan bertemu dengan Donald Trump atau seseorang yang dekat dengan calon presiden dari Partai Republik.
Meski terjadi ketegangan, AS tetap mendukung kepentingan Israel sambil memainkan peran penting dalam upaya mediasi. Hubungan militer antara kedua negara tetap solid, menurut para pejabat.
Dukungan Washington terbukti krusial ketika Israel menghadapi peningkatan kecaman internasional terkait jumlah korban kemanusiaan yang meningkat akibat perang yang telah berlangsung hampir 300 hari.
Pada bulan Mei, jaksa Mahkamah Kriminal Internasional atau ICC meminta hakim untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, serta tiga pemimpin Hamas.
Mayoritas Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat telah menyerukan sanksi terhadap ICC.
Pada 19 Juli, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa pendudukan Israel di wilayah Palestina adalah ilegal dan pada Februari mereka juga mengeluarkan seruan kepada negara tersebut untuk mencegah tindakan genosida dalam serangannya di Gaza. [ah/ft]
Forum