Militer Israel, Senin (22/7) memerintahkan evakuasi sebagian wilayah di Gaza yang ditetapkan sebagai zona kemanusiaan.
Militer mengatakan mereka berencana memulai serangan terhadap militan Hamas yang bercokol di wilayah itu dan menggunakannya sebagai tempat meluncurkan roket ke arah Israel. Wilayah itu mencakup bagian timur zona kemanusiaan Muwasi, yang berlokasi di bagian selatan Jalur Gaza.
Banyak orang Palestina yang telah mengungsi berkali-kali untuk menyelamatkan diri selama serangan udara dan darat Israel.
Awal bulan ini, Israel mengatakan memperkirakan sedikitnya 1,8 juta orang Palestina kini berada di zona kemanusiaan yang ditetapkannya, yang mencakup daerah yang membentang sekitar 14 kilometer sepanjang pesisir Laut Tengah. Sebagian besar wilayah itu kini dipenuhi tenda-tenda yang tidak memiliki fasilitas sanitasi dan medis dan memiliki akses terbatas ke bantuan, kata PBB dan berbagai kelompok kemanusiaan. Keluarga-keluarga yang tinggal di tengah-tengah sampah yang menggunung dan aliran air yang tercemar limbah.
Pengumuman itu dikeluarkan pada waktu perundingan yang rumit untuk mengupayakan gencatan senjata di Gaza, dengan para pejabat AS dan Israel menyatakan harapan kesepakatan itu kini lebih dekat lagi, dan ketika PM Benjamin Netanyahu bersiap untuk melakukan kunjungan yang sangat ditunggu-tunggu ke AS untuk bertemu Presiden Joe Biden dan berpidato di Kongres.
Satu tim perunding akan dikirim untuk melanjutkan pembicaraan pada hari Kamis, kata kantor Netanyahu. Mesir, Qatar dan AS terus mendesak Israel dan Hamas ke arah kesepakatan gencatan senjata bertahap yang akan menghentikan pertempuran dan membebaskan sandera.
Perang di Gaza telah menewaskan lebih dari 38.900 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara orang yang terlibat pertempuran dan warga sipil dalam penghitungannya. Perang itu dimulai dengan serangan militan Hamas di Israel Selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang, kebanyakan warga sipil, dan penyanderaan sekitar 250 orang. Sekitar 120 orang masih disandera, sekitar sepertiganya diyakini telah tewas, menurut pihak berwenang Israel.
Militer Israel Senin mengatakan mereka akan terus beroperasi di bagian tengah dan selatan Gaza. Pada hari Minggu, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 15 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, di Gaza, menurut para pejabat rumah sakit dan penghitungan mayat oleh seorang jurnalis kantor berita Associated Press.
Kondisi kemanusiaan yang sudah gawat di dalam wilayah Gaza yang terkepung telah semakin buruk dengan ditemukannya virus polio, sementara layanan air dan sanitasi memburuk bagi 2,3 juta orang warga wilayah itu, yang kebanyakan adalah pengungsi. Jejak-jejak virus ditemukan di sampel limbah di Gaza. Organisasi Kesehatan Dunia telah menyatakan belum ada seorang pun yang dirawat karena gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit itu.
Militer Israel mengatakan tentara mereka akan divaksinasi dan akan bekerja sama dengan berbagai organisasi untuk membawa vaksin bagi warga Palestina.
Netanyahu telah bersumpah akan melenyapkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas serta menjamin kembalinya mereka yang masih disandera.
Keluarga para sandera dan ribuan orang Israel telah mengadakan demonstrasi mingguan untuk mendesak perdana menteri agar mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan membawa pulang kerabat mereka itu. [uh/ab]
Forum