Para pejabat Jerman mengatakan, penyelidikan terhadap serangan siber pada tahun 2021 terhadap kantor perpetaan (kartografi) nasional negara itu, mendapati bahwa “pelaku China” bertanggung jawab atas serangan itu.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Jerman memanggil duta besar China untuk pertama kalinya sejak tahun 1989, setelah protes kekerasan di Lapangan Tiananmen. Berbicara kepada wartawan, Rabu (31/7), juru bicaraKementerian Luar Negeri Sebastian Fischer mengatakan, pemerintah Jerman mempunyai “informasi yang bisa dipercaya dari badan intelijen kami” mengenai sumber serangan itu.
“Pelaku siber China yang dikendalikan negara telah menyusup kejaringan badan itu untuk tujuan spionase,” kata Fischer. “Kami dengan tegas menentang aktivitas dunia maya yang ditujukan terhadap Jerman dan menganjurkan perilaku bertanggung jawab dan berdasarkan aturan di dunia maya,” katanya.
Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser mengatakan dalam sebuah pernyataan, Jerman “secara bermakna meningkatkan perlindungan ”terhadap ancaman serupa”. “Kami menyerukan kepada China untuk menahan diri dan mencegah serangan siber semacam itu. Serangan siber mengancam kedaulatan digital Jerman dan Eropa,” tambahnya.
Badan Federal untuk Kartografi dan Geodesi Jerman adalah sumber daya penting bagi berbagai organisasi negara dan swasta, menurut pernyataan kementerian pemerintah. Hubungan antara Jerman dan China telah lama dipandang kuat, namun ketegangan antara Berlin dan Beijing meningkat dalam beberapa tahun terakhir, akibat kecemasan mengenai kecenderungan otoriter China, praktik bisnis, dan potensi risiko keamanan. Ketegangan meningkat baru-baru ini setelah penangkapan tiga orang dan seorang anggota parlemen Jerman pada bulan April karena dicurigai menjadi mata-mata untuk China. [ps/lt]
Terkait
Paling Populer
1
Forum