Tautan-tautan Akses

Mantan Penasihat Trump Pandang China sebagai Ancaman Utama 


Penasihat keamanan nasional AS pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump, Robert O'Brien, menyampaikan pernyataan terkait situasi di Irak dan Afghanistan kepada wartawan di Gedung Putih, Washington, pada 17 November 2020. (Foto: AP/Evan Vucci)
Penasihat keamanan nasional AS pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump, Robert O'Brien, menyampaikan pernyataan terkait situasi di Irak dan Afghanistan kepada wartawan di Gedung Putih, Washington, pada 17 November 2020. (Foto: AP/Evan Vucci)

Tantangan yang dihadapi Amerika Serikat dalam menghadapi China di panggung global "hampir luar biasa" dan melampaui beberapa krisis terburuk yang pernah dialami AS, kata mantan penasihat keamanan nasional pemerintahan Trump, Robert C. O'Brien dalam sebuah penampilan di Washington pada hari Kamis (26/9).

"Saya tidak yakin Amerika telah menghadapi ancaman seperti Komunis China dalam sejarah kita," kata O'Brien dalam sebuah percakapan yang diselenggarakan oleh American Enterprise Institute, sebuah lembaga kajian yang konservatif.

"Mungkin Perang Revolusi, ketika kita melawan Inggris yang merupakan negara adidaya terkemuka di dunia saat itu?" katanya. "Saya kira ancaman yang kita hadapi dari China jauh lebih serius daripada yang kita hadapi dari Uni Soviet dalam Perang Dingin."

O'Brien mengatakan dia yakin rencana utama China adalah memaksakan ideologi "Marxis-Leninis" ke seluruh dunia.

"Mereka memiliki ideologi yang diyakini dapat mereka gunakan untuk mengatur, untuk memerintah dunia," katanya. "Jadi, itu berbahaya bagi kita semua, bagi anak-anak dan cucu-cucu kita. Itu berbahaya bagi semua orang di seluruh dunia, karena mereka melihat diri mereka mampu memerintah seluruh dunia berdasarkan ideologi mereka."

Masa depan kebijakan AS-China

Pernyataan O'Brien muncul ketika para ahli mencoba mengurai seperti apa hubungan AS dengan China dalam pemerintahan presiden berikutnya, apakah itu masa jabatan kedua Trump atau masa jabatan pertama wakil presiden saat ini dan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Kamis pagi, Bonny Lin, direktur China Power Project di Center for Strategic and International Studies, menyatakan bahwa kebijakan AS di masa mendatang terhadap China kemungkinan akan menuju ke arah yang sama terlepas dari siapa yang memenangkan pemilihan.

"Kebijakan AS terhadap Republik Rakyat China (RRC) dan Taiwan kemungkinan akan mempertahankan konturnya yang luas di bawah pemerintahan Harris atau Trump," tulis Lin.

"Tim Harris dan Trump memiliki pandangan yang sama bahwa China menantang dan mengancam tatanan internasional, perdamaian, dan stabilitas yang mapan di Indo-Pasifik, dan Amerika Serikat. 'Mengelola' China atau 'menang' melawan China akan menjadi prioritas utama bagi pemerintahan AS berikutnya, karena persaingan AS yang ketat dengan China kemungkinan akan terus berlanjut."

Namun, Lin menunjukkan beberapa bidang di mana pemerintahan Trump mungkin berbeda, termasuk dengan menerapkan kebijakan perdagangan yang lebih keras dan memberlakukan tindakan keras yang lebih luas terhadap operasi pengaruh China di AS. [my/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG