Tautan-tautan Akses

Pembunuhan Pemimpin Hizbullah: Keadilan atau Pembalasan? Reaksi Pemimpin Dunia Beragam


Pendukung Hizbullah mengibarkan potret pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dan bendera kelompok mereka, selama kampanye pemilihan, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Selasa, 10 Mei 2022. (Foto: AP)
Pendukung Hizbullah mengibarkan potret pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dan bendera kelompok mereka, selama kampanye pemilihan, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Selasa, 10 Mei 2022. (Foto: AP)

Kematian pemimpin kelompok yang didukung Iran itu menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang total di Timur Tengah.

Para pemimpin dunia memberikan peringatan tentang segala kemungkinan yang terjadi pasca Hizbullah, kelompok militan Lebanon, mengumumkan pada Sabtu (28/9) bahwa pemimpin mereka, Sayyed Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran Beirut.

Kematian pemimpin kelompok yang didukung Iran itu menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang total di Timur Tengah.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut peristiwa tersebut sebagai "tindakan keadilan".

Para demonstran bereaksi dan meneriakkan slogan-slogan saat mereka berkumpul di tengah hujan untuk melakukan protes anti-Israel di Palestine Square, Teheran, pada 28 September 2024. (Foto: AFP)
Para demonstran bereaksi dan meneriakkan slogan-slogan saat mereka berkumpul di tengah hujan untuk melakukan protes anti-Israel di Palestine Square, Teheran, pada 28 September 2024. (Foto: AFP)

Iran

Wakil Presiden Pertama Mohammad Reza Aref memperingatkan Israel bahwa kematian Nasrallah akan "membawa kehancuran mereka", kantor berita Iran ISNA mengutip pernyataannya.

Kementerian Luar Negeri Iran, yang menggelontorkan dana dan mempersenjatai Hizbullah, mengatakan bahwa tugas Nasrallah akan terus berlanjut setelah kematiannya.

"Tujuan sucinya akan terwujud dalam pembebasan Quds (Yerusalem), jika Tuhan berkehendak," kata juru bicara Nasser Kanani mengunggah di X.

Pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan lima hari berkabung bagi publik.

Amerika Serikat

Biden mengatakan kematian Nasrallah adalah "indikator keadilan bagi banyak korbannya, termasuk ribuan warga Amerika, Israel, dan warga sipil Lebanon".

Washington mendukung hak Israel untuk membela diri terhadap "kelompok teroris yang didukung Iran" dan "postur pertahanan" pasukan Amerika Serikat di kawasan itu akan "lebih ditingkatkan", imbuh Biden dalam sebuah pernyataan.

Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan Nasrallah adalah "seorang teroris dengan darah Amerika di tangannya" dan mengatakan dia akan "selalu mendukung hak Israel untuk membela diri terhadap Iran dan kelompok teroris yang didukung Iran seperti Hizbullah, Hamas, dan Houthi."

Tokoh Republik terkemuka Kongres Amerika Serikat juga menyambut baik berakhirnya "pemerintah pertumpahan darah, penindasan, dan teror" oleh "salah satu teroris paling brutal di planet ini".

Rusia

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan "kami dengan tegas mengutuk pembunuhan politik terbaru yang dilakukan oleh Israel.” Moskow mendesak Israel untuk "segera menghentikan aksi militer" di Lebanon.

Israel akan "memikul tanggung jawab penuh" atas konsekuensi "tragis" yang dapat ditimbulkan pembunuhan itu di wilayah tersebut, kementerian menambahkan dalam sebuah pernyataan.

Seorang pendukung memegang potret pemimpin Hizbullah Lebanon Hasan Nasrallah pada 3 Januari 2024. (Foto: AFP)
Seorang pendukung memegang potret pemimpin Hizbullah Lebanon Hasan Nasrallah pada 3 Januari 2024. (Foto: AFP)

Jerman

Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock mengatakan kepada televisi ARD bahwa pembunuhan itu "mengancam ketidakstabilan bagi seluruh Lebanon", yang "sama sekali tidak sesuai dengan kepentingan keamanan Israel".

Kanada

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menggambarkan Nasrallah sebagai "pemimpin organisasi teroris yang menyerang dan membunuh warga sipil yang tidak bersalah, yang menyebabkan penderitaan luar biasa di seluruh wilayah".

Namun, ia menyerukan agar langkah-langkah tambahan diambil untuk melindungi warga sipil dalam konflik tersebut, sambil menambahkan: "Kami mendesak semua pihak untuk tetap tenang dan menahan diri selama periode krisis ini."

Inggris

Menteri Luar Negeri David Lammy mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X bahwa ia telah berbicara dengan Perdana Menteri Lebanon.

"Kami sepakat tentang perlunya gencatan senjata segera untuk mengakhiri pertumpahan darah. Solusi diplomatik adalah satu-satunya cara untuk memulihkan keamanan dan stabilitas bagi rakyat Lebanon dan Israel," katanya.

Prancis

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menuntut Israel "segera menghentikan serangannya di Lebanon" dan mengatakan pihaknya menentang operasi darat apa pun di negara itu.

Prancis juga "menyerukan kepada aktor lain, terutama Hizbullah dan Iran, untuk tidak melakukan tindakan apa pun yang dapat menyebabkan destabilisasi tambahan dan konflik regional," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.

PBB

Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan dia "sangat prihatin dengan eskalasi dramatis peristiwa di Beirut dalam 24 jam terakhir".

Hamas

Kelompok militan Palestina Hamas, menyebut pembunuhan Nasrallah sebagai "tindakan teroris yang pengecut." Hamas menyerang Israel tanpa henti pada 7 Oktober sehingga memantik perang yang menghancurkan Gaza, yang turut melibatkan kelompok-kelompok lain yang didukung Iran, termasuk Hizbullah.

"Kami mengutuk dengan kata-kata yang paling keras agresi Zionis yang biadab ini dan penargetan bangunan tempat tinggal," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Otoritas Palestina

Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas menyampaikan "belasungkawa yang mendalam" kepada Lebanon atas kematian Nasrallah dan warga sipil, yang "tewas akibat agresi brutal Israel", menurut pernyataan dari kantornya.

Houthi

Pemberontak Yaman yang didukung Iran, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembunuhan Nasrallah "akan meningkatkan api pengorbanan, panasnya antusiasme, dan kekuatan tekad" menghadapi Israel. Pemimpin mereka bersumpah bahwa kematian Nasrallah "tidak akan sia-sia". Houthi telah menembaki kapal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas.

Turki

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan di X bahwa Lebanon sedang menjadi sasaran "genosida", tanpa merujuk langsung kepada Nasrallah. Turki selama ini mempertahankan hubungan diplomatik dengan Israel meski tetap menghujani kritik tajam atas serangannya di Gaza.

Kuba

Dalam pernyataan di X, Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel menyebut pembunuhan itu sebagai "pembunuhan yang ditargetkan secara pengecut," yang "secara serius mengancam perdamaian dan keamanan regional dan global," di mana Israel memikul tanggung jawab penuh atas hal tersebut dengan dukungan Amerika Serikat.

Argentina

Presiden Argentina Javier Milei mengunggah kembali di X sebuah pesan dari seorang anggota dewan penasihat ekonominya, David Epstein, yang memuji pembunuhan itu.

"Israel telah melenyapkan salah satu pembunuh terhebat kontemporer. Bertanggung jawab, antara lain, atas serangan pengecut di #ARG," katanya. "Saat ini dunia sedikit lebih bebas".

Arab Saudi

Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan kepada PBB bahwa "eskalasi ini akan memiliki... dampak negatif bagi seluruh kawasan".

"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menunjukkan kebijaksanaan dan menahan diri guna menghindari pecahnya perang sesungguhnya di kawasan tersebut."

Venezuela

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan solidaritasnya dengan Nasrallah dan Lebanon.

"Mereka ingin melakukan pembenaran tetapi dengan membunuhnya, mereka menyerang gedung-gedung, perumahan, dan membunuh ratusan orang. Ada istilah untuk ini: kejahatan." [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG