Kementerian Luar Negeri Rusia, Selasa (24/12), mengatakan kapal kargo Rusia bernama Ursa Major tenggelam di Laut Tengah setelah ledakan menghancurkan ruang mesinnya. Dua awak kapal dilaporkan masih hilang hingga saat ini.
Kapal yang dibuat pada 2009 tersebut dioperasikan oleh Oboronlogistika, sebuah perusahaan bagian dari operasi konstruksi militer Kementerian Pertahanan Rusia. Perusahaan tersebut sebelumnya menyatakan bahwa kapal itu sedang dalam perjalanan menuju Pelabuhan Vladivostok di Rusia Timur Jauh, dengan dua derek pelabuhan raksasa yang terikat di geladaknya.
Pusat Krisis Kementerian Luar Negeri menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 14 dari 16 awak kapal berhasil diselamatkan dan dievakuasi ke negara terdekat, yaitu Spanyol, sementara dua orang awak masih hilang. Penyebab ledakan di ruang mesin kapal tersebut masih belum diketahui.
Kedutaan Besar Rusia di Spanyol, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita RIA, menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki penyebab tenggelamnya kapal tersebut dan telah menghubungi pihak berwenang di Spanyol.
Oboronlogistika dan SK-Yug, perusahaan yang terdaftar di Bursa Saham London sebagai bagian dari grup dan pemilik serta operator langsung kapal, menolak untuk memberikan komentar mengenai tenggelamnya kapal tersebut. Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada kedua entitas tersebut, bersama dengan Ursa Major, pada 2022 karena menjalin hubungan dekat dengan militer Rusia.
Rekaman video pada 23 Desember yang belum diverifikasi menunjukkan gambar kapal yang miring ke sisi kanan, dengan haluannya lebih rendah di dalam air dari biasanya. Video itu direkam oleh sebuah kapal yang lewat dan dipublikasikan di outlet berita Rusia, life.ru, pada Selasa (24/12).
Oboronlogistika, yang merupakan pemilik kapal, menyatakan dalam sebuah pernyataan pada 20 Desember bahwa kapal tersebut sebelumnya tercatat di Bursa Saham London dengan nama Sparta III. Kapal itu membawa derek pelabuhan khusus yang akan dipasang di Pelabuhan Vladivostok serta suku cadang pemecah es baru.
Dua derek raksasa terlihat diikat ke geladak dalam rekaman video yang belum diverifikasi tersebut.
Data pelacakan kapal dari Bursa Stok London menunjukkan bahwa kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan St. Petersburg, Rusia, pada 11 Desember dan terakhir mengirimkan sinyal pada pukul 22.04 GMT pada Senin, di antara Aljazair dan Spanyol, di tempat kapal tersebut tenggelam.
Saat meninggalkan St. Petersburg, kapal tersebut mengindikasikan bahwa pelabuhan persinggahan berikutnya adalah pelabuhan Rusia Vladivostok, bukan pelabuhan Suriah Tartous yang sudah disinggahinya sebelumnya.
Media berita Spanyol, El Espanol, melaporkan di situs webnya bahwa awak kapal telah dievakuasi ke Pelabuhan Cartagena di Spanyol, dan beberapa kapal, termasuk kapal Angkatan Laut Spanyol, ikut membantu evakuasi awak kapal tersebut.
El Espanol melaporkan bahwa kapal itu seharusnya tiba di Vladivostok pada 22 Januari. [ah/rs]
Forum