Polisi Honduras mulai menyingkirkan para pendukung presiden terguling Manuel Zelaya dari gedung-gedung kantor pemerintah, dimana mereka berkemah untuk memprotes penggulingannya pada 28 Juni lalu.
Polisi mengepung lembaga pertanahan nasional di ibukota Tegucigalpa, hari Rabu, dan mengusir sekitar 55 pendukung Zelaya. Para pekerja pertanian menggunakan gedung itu sebagai tempat tinggal sementara mereka, agar mereka dapat ambil bagian dalam protes.
Polisi bertindak berdasarkan keputusan kontroversial pemerintah sementara, yang membatasi kebebasan berbicara dan berkumpul.
Tekanan semakin meningkat terhadap pemerintah de fakto agar memulihkan kebebasan sipil dan merundingkan diakhirinya krisis politik selama tiga bulan ini.
Adolfo Facusse, pemimpin sebuah kelompok bisnis berpengaruh, telah mengusulkan agar Zelaya diizinkan kembali berkuasa dengan wewenang terbatas, sesuai rencana yang diperantarai presiden Kosta Rika Oscar Arias. Facusse juga menginginkan presiden terguling menghadapi tuntutan hukum atas tuduhan korupsi.
Usulan itu menunjukkan presiden sementara Roberto Michelleti kehilangan dukungan di kalangan faksi-faksi internal yang mendukung penggulingan Zelaya.