Gibraltar hari Kamis (15/8) mengizinkan sebuah super-tanker Iran yang ditahan untuk meninggalkan teritori Inggris itu setelah ada upaya pada saat-saat terakhir oleh Amerika untuk menyita kapal tersebut. Hal ini kemungkinan akan mengurangi ketegangan antara London dan Teheran sementara sebuah tanker berbendera Inggris masih ditahan di Iran.
Pembebasan kapal Grace 1 datang setelah terjadi di tengah-tengah konfrontasi semakin besar antara Teheran dan pihak Barat seputar program nuklirnya. Dalam minggu-minggu terakhir, kawasan Teluk Persia telah menyaksikan enam serangan terhadap tanker-tanker minyak dan Amerika menuduh Iran sebagai pelakunya. Juga terjadi penembakan jatuh sebuah pesawat tak berawak Amerika oleh militer Iran. Iran membantah melakukan serangan terhadap kapal-kapal tanker itu, meskipun pihaknya telah menyita tanker-tanker lain.
Harian 'The Gibraltar Chronicle' melaporkan, tidak ada permohonan dari Amerika di pengadilan Gibraltar ketika sidang untuk kapal Grace 1 dilanjutkan pada Kamis siang, mengutip hakim kepala Anthony Dudley. Hal itu memungkinkan kapal itu untuk dibebaskan.
Ini merupakan perubahan dari sidang dengar di pagi hari, dimana Gibraltar mengatakan, Kejaksaan Agung Amerika berusaha menyita kapal itu berdasarkan sejumlah tuduhan.
Kata Dudley, kalau tidak ada langkah Amerika Serikat itu, kapal itu sudah diperbolehkan berlayar, demikian dilaporkan The Gibraltar Chronicle.
Kejaksaan Agung Amerika tidak menjawab pertanyaan dari pers seputar isu ini.
Downing Street atau Kantor PM Inggris, Boris Johnson mengatakan, Iran dibahas selama pertemuan pemimpin Inggris itu dengan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton sebelumnya minggu ini, meskipun tidak ada rincian yang diberikan.
Grace 1 dimuati dengan 2,1 juta barel minyak mentah Iran, dan disita bulan lalu dalam sebuah operasi AL Kerajaan Inggris di lepas pantai Gibraltar. Kapal itu dicurigai melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah, yang tujuannya adalah penyulingan Banyas, demikian menurut penguasa di Gibraltar. Iran menyebut penyitaan itu sebagai tindak pembajakan.
Tidak lama setelah penahanan Grace 1, Iran menyita tanker minyak berbendera Inggris, Stena Impero, yang sampai kini masih ditahan di Iran. Analis mengatakan pembebasan Grace 1 oleh Gibraltar memungkinkan Stena Impero juga dibebaskan.
Ketegangan telah meningkat di Teluk Persia sejak Trump secara unilateral menarik Amerika dari persetujuan nuklir dengan Iran setahun yang lalu. Keputusan itu menghentikan transaksi bisnis bernilai milyaran dolar, dan sebagian besar adalah penjualan minyak mentah Iran di pasar internasional serta menyebabkan mata uang Iran menyaksikan depresiasi yang tajam. (jm/my)