Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe hari Rabu, mengungkapkan rasa “penyesalan mendalam” atas peran Jepang dalam Perang Dunia kedua, sambil mengumumkan munculnya Jepang sebagai kekuatan global dalam menghadapi bangkitnya China di Asia.
Perdana Menteri Abe berkeras bahwa Jepang tidak bisa mengabaikan penderitaan rakyat Asia dalam masa perang dulu, tetapi ia tidak minta maaf, dan bahkan mendukung, pernyataan-pernyataan para pendahulunya.
Abe adalah Perdana Menteri Jepang pertama yang mendapat penghormatan menyampaikan pidatonya dalam sidang gabungan Kongres Amerika dalam kunjungannya selama seminggu di Amerika. Dengan mengucapkan terima kasih kepada para anggota Kongres yang hadir, Abe menekankan kekuatan hubungan Amerika – Jepang dan menyampaikan dukacita atas gugurnya tentara Amerika dalam Perang Dunia ke-2.
Pidatonya itu menandai ulang tahun ke-70 berakhirnya perang dunia kedua di Asia.
Perdana Menteri Shinzo Abe menjadi tamu agung dalam jamuan makan malam kenegaraan yang mewah di Gedung Putih, yang dihiasi lampu-lampu warna merah jambu dan bunga sakura.
Presiden AS Barack Obama menyambut PM Abe dengan seuntai haiku, puisi tradisional Jepang. Dia menyajikan sake, minuman beralkohol dari beras, untuk bersulang, dan bukan sampanye seperti biasanya. Sebagai balasan, Abe mengangkat gelas sakenya dan mengutip lirik lagu blues, "Ain't No Mountain High Enough."
Dalam sambutannya, Obama mengatakan, "Amerika Serikat memperbarui kepemimpinannya di Asia Pasifik, sambil Perdana Menteri Abe memimpin Jepang dalam peran baru di panggung dunia. Landasan dari kedua upaya itu adalah aliansi kuat Amerika – Jepang,” tambahnya.
