Pasukan keamanan Gambia melarang staf komisi pemilu (KPU) memasuki kantor hari Selasa (13/12), sementara para pemimpin negara-negara Afrika Barat tiba di ibukota untuk mendesak presiden agar mengakui hasil pemilu. Sebelumnya hari itu, pasukan keamanan memasuki gedung KPU dan memerintahkan ketua KPU agar keluar. Setelah itu, mereka memblokir akses ke gedung itu.
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf memimpin delegasi ke Banjul guna meminta Presiden Gambia Yahya Jammeh untuk mundur setelah kalah dalam pemilihan 1 Desember. Kepada kantor berita Reuters, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan Jammeh "sangat senang menerima" delegasi.
Jammeh awalnya mengaku kalah dari pemenang pemilu, Adama Barrow tetapi kemudian menarik pengakuannya hari Jumat, dengan alasan adanya "kesalahan yang tidak bisa diterima" yang ditemukan oleh para petugas pemilu.
Jammeh, usia 51 tahun, telah memerintah Gambia, negara di Afrika Barat, sejak merebut kekuasaan dalam kudeta militer tahun 1994. Ia memenangkan empat pemilu berikutnya, yang dinilai kritikus tidak bebas dan tidak adil. Jammeh mendukung amandemen konstitusi tahun 2002 yang menghapus pembatasan masa jabatan presiden. Ia pernah menyatakan bisa memerintah Gambia untuk "satu miliar tahun." [ka/ds]