Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan regulator medis akan mulai mengetes integritas vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca gelombang pertama yang dikirim ke negara itu sebelum memvaksinasi para petugas layanan kesehatan garis depan.
Pernyataan itu ia lontarkan dalam pidato nasional Senin malam, beberapa jam setelah ia dan tamu-tamu kehormatan menerima 1,2 juta dosis vaksin yang tiba di Bandara Internasional O.R. Tambo Johannesburg pada Senin (1/2) sore.
Ramaphosa mengatakan setelah petugas layanan kesehatan divaksinasi, tujuan berikutnya adalah memvaksinasi para pekerja esensial, orang-orang berusia 60 tahun ke atas, orang-orang yang memiliki komorbiditas dan mereka yang tinggal di tempat-tempat seperti panti jompo.
Warga dewasa lainnya akan mendapatkan vaksin dalam tahap ketiga program vaksinasi.
Afrika Selatan adalah negara di Afrika yang paling parah terpukul oleh wabah virus corona, dengan lebih dari 1,4 juta kasus terkonfirmasi sejak virus muncul di negara itu pada Maret lalu.
Gelombang kedua wabah di negara itu yang dipicu oleh varian baru yang muncul pada akhir Desember tampaknya mulai reda.
Kepala satgas virus corona Afrika Selatan, Dr. Salim Abdool Karim, mengatakan, vaksin yang ada sekarang ini diperkirakan ampuh dalam menghadapi varian baru, yang disebut 501.V2.
Ramaphosa mengatakan selain vaksin yang dikirim hari Senin, negara itu akan menerima 500 ribu dosis lainnya dari Serum Institute of India bulan depan.
Afrika Selatan juga telah mengamankan jutaan dosis vaksin dari Johnson & Johnson, Pfizer dan fasilitas global COVAX, suatu kolaborasi global untuk mempercepat pengembangan, produksi dan akses ke pengobatan dan vaksin COVID-19.
Ramaphosa mengatakan Afrika Selatan juga akan menerima alokasi dosis vaksin melalui Uni Afrika, yang telah berunding dengan para produsen untuk mendapatkan vaksin bagi seluruh benua itu.
Afrika Selatan kini menjadi negara Afrika kelima yang meluncurkan program vaksinasi, setelah Maroko, Mesir, Seychelles dan Guinea. [uh/ab]